SuaraSulsel.id - Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan pada September 2020 tercatat naik. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah malah bersyukur.
Alasan Nurdin, kenaikannya tidak setinggi provinsi lain. Dari data BPS, kenaikan angka kemiskinan Sulsel, naik 0,27 persen dari bulan Maret 2020.
"Sulsel ini kita bersyukur angka kemiskinan naik hanya nol sekian persen. Jadi jangan dibesar-besarin. Kita juga tidak masuk dalam 10 provinsi termiskin," kata Nurdin di kantornya, Selasa (23/2/2021).
Nurdin mengatakan, pemulihan ekonomi di Sulsel cepat sekali. Pihaknya optimistis angka kemiskinan juga bisa segera ditekan.
"Sekarang ini kita mengelola pandemi dengan baik tanpa mengabaikan ekonomi. Kita berharap perekonomian semester pertama kita membaik. Sekarang kan perekonomian sudah positif," tambahnya.
Ia mengaku perekonomian Sulsel memang sempat mengalami kontraksi karena pandemi. Hal tersebut yang turut mendongkrak angka kemiskinan.
Belum lagi musim panen yang harus menyeberang ke tahun 2021. Makanya, tahun ini sektor pertanian dijaga untuk kembali memperkuat perekonomian.
"Kami optimis perekenomian akan naik karena panen nyebrang di tahun 2021 dan 400 ribu hektare akan dipanen. Kita harap tidak ada banjir dan serangan hama," katanya.
Sebelumnya, BPS merilis presentase penduduk miskin di Sulawesi Selatan naik pada September dibandingkan saat bulan Maret 2020. Kemiskinan terbanyak disumbang oleh warga perkotaan daripada pedesaan.
Baca Juga: Lantik Kepala Daerah di Kantor Gubernur Sulsel, Pendukung Dilarang Hadir
Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah mengatakan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan pada September 2020 sebesar 800,24 ribu jiwa. Lalu, mengalami peningkatan sebesar 23,41 ribu jiwa dibanding maret 2020.
"Atau meningkat 40,66 ribu jiwa dibanding September 2019. Persentase penduduk miskin pada September 2020 sebesar 8,99 persen, juga naik sebesar 0,27 poin dari Maret 2020 dan naik 0,43 poin dari September 2019," kata Yos.
Secara absolut, kata Yos, selama periode September 2019-September 2020, penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami peningkatan 32,69 ribu jiwa. Sedangkan di daerah pedesaan, juga mengalami peningkatan sebesar 7,97 ribu jiwa.
"Persentase penduduk miskin di perkotaan dan di perdesaan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,70 dan 0,35 poin persen. Tapi paling tinggi di kota," ujarnya.
Ada beberapa penyebab angka ini naik. Tentu, kata Yos, karena pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi, dan pendapatan warga.
Lalu, banyak pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pun semakin menganga. Akibatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menurun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
8 Rumah Terbakar di Makassar
-
Bukan Sekadar Seremoni, Andi Sudirman Luncurkan Seaplane hingga Bus Trans Sulsel di HUT RI
-
Upacara HUT ke-80 RI di Sulsel Berlangsung Khidmat, Paskibra Tuntaskan Tugas
-
65 Pendaki Gunung Bawakaraeng Dievakuasi, 1 Nyawa Melayang
-
Hipotermia 'Pembunuh Senyap' di Puncak Gunung, Wajib Diketahui Pendaki