Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Selasa, 26 Januari 2021 | 11:51 WIB
Areal persawahan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan / [Foto SuaraSulsel.id / Muhammad Yunus]

SuaraSulsel.id - Kelangkaan pupuk di Sulawesi Selatan atau Sulsel masih dirasakan petani di sejumlah daerah.

Petani dan mahasiswa sudah berunjuk rasa di beberapa daerah. Tapi tetap saja pupuk masih langka. Jika ada, harganya sangat mahal.

Aliansi Pemuda Tani Kabupaten Jeneponto kembali menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Dinas Pertanian Jeneponto, Senin 25 Januari 2021.

Pemuda Tani menyuarakan ketidakadilan harga pupuk pada petani, harganya pun dinilai tidak wajar lantaran standar harga masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Baca Juga: Sistem Pendaftaran Ruwet, Hingga Hari ini Baru 1.209 Nakes yang Divaksin

Koordinator aksi Bima mengatakan, harga eceran pupuk saat ini mencapai Rp 135.000 per zak, hal itu cukup jauh dari HET yakni Rp 112.500.

"Itu harga yang sudah ditetapkan, dan harga Rp 135.000 itu sangat membebankan para petani," ujar Bima.

Bahkan Bima mencurigai adanya oknum yang disiapkan pemda untuk mengubah harga di pasaran.

Diketahui dalam aksi unjuk rasa tersebut, Bima juga menagih janji DPRD Kabupaten Jeneponto akan kejelasan harga pupuk.

Menanggapi hal itu, Kepala Seksi (Kasi) Alsintan Pupuk dan Pestisida, Dinas Pertanian Jeneponto, faisal Basri mengatakan, pihaknya akan melakukan teguran terhadap distributor yang mencoba melakukan kecurangan terhadap harga pupuk.

Baca Juga: Tak Malu, Pemuda Ini Viral Pijati Kaki Ibunya yang Kelelahan di Bandara

"Pihak kami akan menyurati pihak distributor tersebut dan apabila laporan dari aksi itu benar maka distributor itu pula yang akan mengevaluasi pihak pengecer, dan Dinas Pertanian tidak mempunyai hak untuk sanksi pembatalan," ujarnya ketika dikonfirmasi KabarMakassar.com -- jaringan suara.com.

Load More