SuaraSulsel.id - Petani di Sulawesi Selatan terus menjerit. Pupuk yang dibutuhkan untuk bercocok tanam sampai hari ini masih langka. Jika tersedia, harganya sangat mahal.
Sejumlah petani juga diwajibkan membentuk kelompok tani agar bisa mendapatkan jatah pupuk. Setelah membentuk kelompok, pupuk tetap tidak tersedia.
Permasalahan ini sudah disuarakan petani di Kabupaten Bone dan Pinrang. Sampai harus berunjuk rasa.
Kini permasalahan yang sama juga dirasakan oleh petani di Jeneponto.
Langkanya pupuk dan tingginya intensitas hujan beberapa hari ini membuat petani bawang di Kabupaten Jeneponto resah akibatnya tanamannya terancam gagal panen.
Hal ini dikeluhkan oleh petani bawang, Mantang yang mempunyai beberapa petak lahan tanaman bawang di kampung Pammanjengang, Kelurahan Bonto Tangnga, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.
Mantang mengaku terancam merugi dan gagal panen akibat langkanya pupuk.
"Langkanya pupuk yang dijual membuat kami para petani susah untuk mendapatkan pupuk di agen itu pun hanya 2 zak saja yang bisa didapat," ujarnya kepada KabarMakassar.com -- jaringan suara.com, Jumat 22 Januari 2021.
Ia menambahkan, banyak tanaman bawang petani juga rusak akibat intensitas hujan yang cukup tinggi selama beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Dengar Keluhan Petani soal Pupuk, Kementan Siap dengan Strategi Pengamanan
"Tanaman bawang kami banyak rusak karena cuaca tak menentu serta kurangnya juga pupuk membuat kami sudah pasrah," ungkapnya.
Ia berharap agar pemerintah cepat memberikan solusi agar masalah langkanya pupuk segera diatasi.
"Juga berharap agar cuaca bisa lebih bersahabat," tutupnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Bidang Pertanian, Faisal Bakri mengatakan kelangkaan pupuk bukan dikarenakan kurangnya pupuk itu sendiri akan tetapi dikarenakan kurangnya armada.
"Kurangnya pasokan pupuk itu diakibatkan karena kurangnya armada mobilisasi ke distributor demikian halnya juga distributor terkendala dalam penyaluran ke pengecer," terangnya.
Lebih lanjut Faisal Bakri mengatakan, untuk menghindari meruginya petani akibat gagal panen, diharapkan agar petani bisa mengasuransikan lahannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
Terkini
-
Gubernur Sulsel Perintahkan Kenaikan Pajak Ditunda dan Dikaji Kembali
-
Bocah Viral Pemungut Sisa Kue di Gowa Dapat Hadiah Sepeda dari Gubernur Sulsel
-
Gubernur Sulsel Tanggung Biaya Pengobatan Semua Korban Aksi Unjuk Rasa Bone
-
Uang Palsu Kembali Gegerkan Gowa! 2 Wanita Ditangkap
-
Sekda Sulsel: Pencegahan TPPO Harus dengan Pendekatan Lintas Sektor