SuaraSulsel.id - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah masih menimbang-nimbang opsi pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Masalah perekonomian jadi alasannya.
Nurdin mengatakan, kendati kasus naik terus, PSBB tidak boleh asal dilakukan. Perlu kajian matang.
"Dampak PSBB ini resikonya besar pada perekonomian. Makanya harus dipertimbangkan matang-matang," kata Nurdin, Senin (11/1/2021).
Ia mengaku PSBB juga harus melalui persetujuan pusat. Sejauh ini, pemerintah pusat baru memberlakukan PSBB di pulau Jawa dan Bali saja.
Baca Juga: Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Kunjungi Keluarga Korban Sriwijaya Air
Sulsel juga menunggu petunjuk, jika diperintahkan maka PSBB tentu berlaku. Jika tidak, opsi PSBB bukan pilihan.
"Jadi belum. Kita tunggu perintah pusat, kan jakarta yang identifikasi semua perkembangan kasus. Yang baru keluar itu Jawa-Bali, Sulsel belum. Kalau pusat mengatakan PSBB kita lakukan," sebutnya.
Angka kasus di Sulsel memang terus naik sejak bulan Desember. Pada data Satgas Covid-19, kasus terkonfirmasi di Sulsel saat ini mencapai 36.513. Ada kenaikan 585 kasus pada Minggu (10/1/2021).
Tim Satgas sebelumnya minta pemerintah setempat melakukan kembali isolasi wilayah seperti di awal kasus. Hal tersebut diungkap Ketua Tim Konsultan Satgas Penanganan Covid-19 Sulawesi Selatan, Prof Ridwan Amiruddin.
"Secara epidemiologi, isolasi wilayah untuk sulsel sebaiknya menjadi pertimbangan melihat kasus terus naik," kata Ridwan.
Baca Juga: Berburu Kuliner Pagi di Sulsel, Jangan Lupa Makan Kue Taripang Sambil Ngopi
Ia mengatakan rate kematian di Sulsel masih pada angka 1,8 persen. Hal tersebut jadi pertimbangan Sulsel untuk sementara tak perlu melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti yang diberlakukan di Pulau Jawa dan Bali.
Berita Terkait
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Adu Kekayaan AKBP Arisandi vs AKBP Rise Sandiyantanti, Suami-Istri Sama-sama Jabat Kapolres!
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Insentif Guru Besar Unhas Naik Jadi Rp5 Juta
-
Polisi Gadungan Beraksi di Gowa, Begini Caranya Tipu Korban Hingga Terciduk
-
Mira Hayati Jadi Tahanan Kota, Perampok Toko Emas Ditangkap Polisi
-
Appi Alihkan Anggaran Truk Pengangkut Sampah ke Perbaikan Sekolah dan Seragam Sekolah Gratis
-
Berkat Pendanaan KUR dari BRI, Toko Kelontong Suryani Kini Hasilkan Rp500 Ribu per Hari