SuaraSulsel.id - Gelombang kedua Covid-19 melanda Sulawesi Selatan (Sulsel). Setiap hari, kasus warga terkonfirmasi positif Covid-19 terus naik.
Hingga Kamis (17/12/2020), Satgas Covid-19 Sulsel mencatat kasus di Sulsel sudah pada posisi 24.352 kasus.
541 orang diantaranya meninggal dunia, dan 19.898 sudah dinyatakan sembuh. Setiap harinya, catatan kasus yang terkonfirmasi bisa naik hingga ratusan.
Tak ingin seperti Jakarta, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB adalah langkah terakhir.
Masalah utamanya, kata Nurdin, adalah kesadaran masyarakat. Dengan banyaknya kasus yang ada, masyarakat harusnya bisa memahami pentingnya upaya untuk penegakan protokol kesehatan.
"PSBB itu pilihan terakhir. Tetapi masalahnya adalah kesadaran masyarakat. Mungkin yang belum yang kena masih dianggap enteng. Karena Covid-19 hari ini, bukan hanya masalah paru, ada ginjal bahkan sampai ke usus," ujarnya, Sabtu (19/12/2020).
Yang terjadi saat ini adalah kasus Covid-19 didominasi oleh klaster pemerintahan. Setelah kantor Bapenda dan Bappelitbangda, Administrasi Pimpinan dan Biro Perekonomian, kini Kantor Dinas ESDM Sulsel yang jadi klaster baru.
Menurut Nurdin, kebijakan Work From Home (WFH) jadi salah satu upaya untuk antisipasi penyebaran Covid-19 di kantor-kantor pemerintah. Jika ada kasus baru, otomatis kebijakan ini akan langsung diterapkan.
Dia sudah memerintahkan kepada seluruh pejabatnya agar langsung berinisiatif menerapkan WFH.
Baca Juga: Ibu Hamil Harus Dapat Pendampingan Khusus Selama Pandemi Covid-19
"Tidak perlu dilaporkan atau menunggu instruksi, tetapi inisiatif. Ketika ada kasus baru, langsung terapkan sistem kerja di rumah," bebernya.
Untuk testing, kata dia, cukup mereka yang punya gejala saja. Pasalnya testing butuh biaya mahal.
Mereka yang sudah merasakan demam atau gejala lain, langsung melakukan isolasi mandiri. Seminggu berikutnya baru di swab.
Dia mengatakan, penerapan protokol kesehatan juga menjadi kunci utama untuk menekan penyebaran. Nurdin mengakui, kondisi kasus saat ini trennya tinggi.
Nurdin juga sementara menyusun rencana untuk memperketat akses keluar masuk di bandara dan pelabuhan. Saat ini untuk masuk ke wilayah Sulsel memang masih menggunakan surat Rapid Tes. Ada rencana untuk memperketat dengan menggunakan swab test.
Upaya antisipasi lain, kata dia, adalah penghapusan acara perayaan malam tahun baru. Tak boleh lagi ada pesta atau yang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Gubernur Sulsel Hadiri Rakor Sinkronisasi Pusat dan Daerah Kemenko Polkam
-
Penampakan Sabu 3 Kg di Bandara Mutiara Palu
-
BPJS Diblokir! Nenek Penerima Bansos Ini Dituduh Judi Online
-
Suara Kritis dari Zona D Penjaringan Rektor Unhas: Kampus Hijau, UKT Adil, dan Dosen S3
-
Kantor Penghubung Sultra Digembok! Mahasiswa Jakarta Dilaporkan ke Polisi