Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 11 Desember 2020 | 18:03 WIB
Ilustrasi korban perdagangan manusia [shutterstock]

Di tempat tersebut korban dikenalkan dengan wanita lain, yaitu L.

L ini juga memfasilitasi korban selama tinggal di wisma. Bahkan, L pun telah membuatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) baru untuk IN. Tanpa sepengetahuan keluarga korban.

Tujuan pembuatan KTP atau identitas baru tersebut tidak lain adalah untuk mempermudah segala urusan administrasi IN. Seperti mengurus paspor, hingga tiket pesawat ke Dobo, Maluku nantinya.

Sejumlah petugas mengevakuasi pesawat Sriwijaya Air di landasan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Kamis (25/9). Pesawat Sriwijaya Air Boeing 737 Seri 300 dengan nomor penerbangan SJ585 rute Manokwari-Makassar yang membawa 150 penumpang dan 6 kru mengalami ban belakang pesawat pecah akibat pendaratan keras, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut. [Antara/Rezky Purwono]

Ditampung di Wisma Dekat Bandara

Baca Juga: Siapakah Malala Maiwand, Jurnalis Perempuan Afghanistan yang Ditembak Mati?

Selama bersama dengan L, N dan FS, korban diperlakukan dengan baik. Makan, minum hingga uang saku diberikan kepada IN bersama dengan perempuan lain yang tinggal di wisma. Dekat Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

"Di wisma itu ada beberapa perempuan lain yang diduga korban yang sama seperti IN," beber Lukman.

Dari cerita IN, kata Lukman, ada empat orang perempuan sebayanya saat berada di wisma. Dengan asal daerah yang berbeda, salah satunya berasal dari Parepare. Satu orang perempuan lainnya lagi, juga sama seperti IN. Berasal dari Makassar.

"Sampai ada didengar ini anak (IN) ada lagi dua orang yang mau diambil dari Manado sama Bantaeng," terang Lukman.

Hingga suatu hari, L kemudian memperbolehkan korban untuk memberitahukan keluarganya bahwa mereka akan bekerja sebagai karyawan swalayan di Dobo. Mendengar kabar tersebut, orang tua korban meminta untuk bertemu dengan anaknya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi LSKP untuk KPU Makassar, Tidak Ada Pemilihan Suara Ulang

"Karena sudah dapat kabar begitu orang tua sama kakaknya ini anak (IN) senang. Kan lama menghilang," kata dia.

"Tapi tidak dibolehkan sama L, kan dia yang komunikasi sama orang tuanya ini korban. Mulai dari situ ini anak curiga. Kenapa mau diberangkatkan tapi tidak dapat izin (ketemu sama keluarga)," tambah Lukman.

Kecurigaan IN semakin menjadi-jadi saat L yang mengaku sebagai pemilik tempat hiburan malam di Dobo meminta korban mengenakan pakaian minim pada Senin (7/12/2020).

"Disuruh pakai. Tapi karena pakaian seksi-seksi makin curiga. Makanya dia (IN) bertanya kenapa saya mau kerja di swalayan tapi pakaian seksi begini," tutur Lukman.

Petugas menunjukkan uang rupiah baru pecahan Rp75.000 saat penukaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia di Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI), Tegal, Jawa Tengah, Selasa (18/8/2020). [ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/wsj.

Korban Ditawari Rp 15 Juta

Waktu itu korban mendengar pembicaraan L bersama dengan seorang pria melalui sambungan telepon. Yang menyanggupi akan membayar sebesar Rp 15 juta.

Load More