Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Rabu, 18 November 2020 | 06:48 WIB
Puluhan ibu-ibu bersemangat mengarak peti jenazah sambil berteriak-teriak. Video tersebut viral di media sosial / [Foto: Instagram Palopo_Info]

SuaraSulsel.id - Pengarak peti jenazah lazimnya dilakukan oleh pria. Namun, pemandangan berbeda terlihat di Kota Palopo, Selasa (17/11/2020) siang.

Puluhan ibu-ibu terlihat bersemangat mengarak peti jenazah sambil berteriak-teriak. Video tersebut viral di media sosial dan diunggah oleh akun Palopo_Info.

Pada akun tersebut tertulis caption, "kalau laki sudah biasa. Ini ibu2 guys."

Seorang netizen, Ade Suwandana mengklarifikasi video tersebut.

Baca Juga: Nikita Mirzani Sebut Wanita Bercadar Geruduk Rumahnya Orang-orang Jompo

Katanya, sebelum meninggal, almarhumah sempat berwasiat agar ibu-ibu di Kompleks Perumahan Batara 513 yang mengangkat petinya jika meninggal.

"Mau klarifikasi buat yang berpendapat lain-lain. Kenapa ibu-ibu batara 513 yang mengangkat peti, karena pesan almarhumah beliau waktu masih hidup kalau meninggal harus ibu-ibu yang angkat petinya," tulis akun Ade Swandana.

Ade Swandana juga mengklarifikasi kenapa ibu-ibu terlihat bahagia saat menggiring peti tersebut.

"Kenapa bahagia yang mengangkat peti, karena bahagia bercampur sedih, ibu-ibu batara 513 bisa menepati pesan almarhumah," tulisnya lebih lanjut.

Puluhan ibu-ibu bersemangat mengarak peti jenazah sambil berteriak-teriak. Video tersebut viral di media sosial / [Foto: Instagram Palopo_Info]

Diketahui, jenasah adalah orang Toraja. Namun tak diketahui pasti namanya.

Baca Juga: Anak Nikita Mirzani Ketakutan Mau Diserbu Ribuah Laskar Pembela Ulama

Akun Yhenni_Rafika menjelaskan bahwa almarhuma adalah orang Toraja.

Dalam suku orang Toraja, berteriak saat mengarak dan menggiring jenazah ke pemakaman adalah hal yang biasa.

Itu berarti mereka tidak lagi berduka atas kepergian jenasah.

"Ini namanya "Dibulle". Orang yang ditinggalkan berbahagia, bukan berarti mereka tidak sedih ditinggalkan. Ini sebagai tanda untuk penghiburan keluarga yang ditinggalkan," tuturnya.

Kontributor : Lorensia Clara Tambing

Load More