Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Minggu, 15 November 2020 | 14:04 WIB
Ilustrasi pilkada serentak 2020. [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraSulsel.id - Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar 2020 sebentar lagi akan digelar. Para kandidat telah menyiapkan visi dan misi mereka untuk melakukan pembangunan yang lebih baik.

Ada empat pasangan calon yang akan bertarung pada Pilkada 2020 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Semuanya telah dinyatakan memenuhi syarat untuk ikut serta dalam pilkada.

Pasangan calon adalah Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi dengan nomor urut 1, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando dengan nomor urut 2. Selain itu, Syamsu Rizal-Fadli Ananda bernomor urut 3, dan Irman Yasin Limpo-Andi Muhammad Zunnun Armin NH bernomor urut 4.

Selain memiliki visi dan misi, keempat paslon Wali Kota Makassar tersebut juga telah memiliki masing-masing cara atau jurus untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan pada Pilkada 2020.

Baca Juga: Febri Diansyah Jadi Kuasa Hukum Salah Satu Cabup di Sumbar

Juru Bicara Pasangan calon Mohammad Ramadhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, Indira Mulyasari mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada para pendukung pasangan bernomor urut 1 yang memiliki tagline ADAMA agar tetap berada di jalur yang benar.

Indira meminta agar tim pendukung Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi tetap mematuhi aturan yang telah ditetapkan pihak penyelenggara. Tujuannya, adalah agar pesta demokrasi dapat berjalan secara kondusif.

"Tidak henti-hentinya kita selalu menghimbau kepada tim dan pendukung ADAMA, tetap dalam jalur yang benar. Tetap kita patuhi aturan-aturan dari penyelenggara, jangan mudah terpancing, selalu berkepala dingin agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Tetap menjaga kondusifitas Makassar pada pesta demokrasi ini," kata Indira kepada SuaraSulsel.Id, Minggu (15/11/2020).

Juru Bicara Tim Pemenangan pasangan Munafri Arifuddin-Rahman Bando atau Appi-Rahman, Fadli Noor menerangkan sejak awal pihaknya selalu mengingatkan agar timnya senantiasa patuh pada rambu-rambu pilkada dan tetap menjaga diri.

Apalagi, kata Fadli, beberapa waktu lalu salah satu tim pendukung pasangan calon bernomor urut dua tersebut menjadi korban penikaman di Jakarta.

Baca Juga: Disebut Tidak Netral, Bawaslu Kaltim dan Kukar Dilaporkan ke Bawaslu RI

Meski begitu, pihaknya tetap menghimbau agar para pendukung Appi-Rahman tetap tenang dan tidak melakukan balas dendam.

"Sejak awal kami selalu mengingatkan tim untuk senantiasa patuh pada rambu-rambu pilkada termasuk menjaga diri dari potensi gesekan dengan pendukung kandidat lain. Pasca insiden penikaman pendukung Appi-Rahman di Jakarta, baik Erwin Aksa selaku Ketua Tim maupun Pak Appi dan Pak Rahman langsung menghubungi beberapa pimpinan jaringan relawan untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi, apalagi balas dendam" ujarnya.

Dengan terjadinya kasus penikaman tersebut, Fadli Noor menduga ada upaya dari pihak tertentu yang ingin mengacaukan pilkada saat elektoral Appi-Rahman terus meningkat.

"Kami sadari ada upaya pihak tertentu mengacaukan pilkada saat di penghujung kontestasi ini elektoral Appi-Rahman terus menanjak melampaui seluruh kandidat lainnya," kata dia.

Pasangan nomer urut 3, Syamsu Rizal-Fadli Ananda juga memiliki cara yang berbeda agar pesta demokrasi dapat berlangsung dengan baik. Mereka lebih mengedepankan kampaye santun.

"DILAN selalu mengedepankan kampanye santun. Tidak menyindir, memprovokasi, apalagi menghina. DILAN ditemani para pecinta kebajikan, yang tahunya hanya kampanye positif," kata juru bicara Syamsu Rizal-Fadli Ananda, Yusuf Said.

Yusuf menjelaskan meskipun ada pasangan calon yang saling menyerang, namun untuk para pendukung pasangan Syamsu Rizal-Fadil Ananda tetap memilih jalan untuk saling mengasihi dan menyayangi.

"DILAN tahu ada paslon yang saling serang saling tikam. Kami memilih saling mengasihi dan menyayangi. Jika semua paslon menempatkan proses pilwalkot ini sebagai tangga menuju pengabdian, kenapa harus ada darah berceceran," jelas Yusuf.

Sedangkan juru bicara pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Muhammad Zunnun Armin NH, Muwafik mengungkapkan seluruh elemen pendukung pasangan calon yang memiliki tagline IMUN, paham betul bahwa gesekan dan ketersinggungan antara pendukung paslon merupakan cara kampungan.

Sebab itu, ia meminta agar seluruh pendukung pasangan bernomor urut 4 tersebut dapat berpikada secara waras.

"Tim, jaringan, partisipan, serta yg mendungkung secara full IMUN paham bahwa hal-hal seperti itu adalah cara yang kampungan. Semuanya paham bahwa kami ingin menjalani proses ini sebagai demokrasi yang waras," ungkap Muwafik.

Khusus untuk pelaksanaan debat kedua para paslon yang akan berlangsung di Jakarta nanti, lanjut Muwafik, tim IMUN juga tidak akan membawa massa pendukung ke Jakarta.

Kata dia, massa pendukung IMUN akan menggelar acara nonton bareng debat kandidat di Makassar. Namun, ia meminta agar massa pendukung tidak menyinggung salah satu paslon yang dapat memicu terjadinya keributan.

"Kalau di Makassar ini kan biar bagaimana pasti ada nobar, itu jauh hari sebelumnya semua tim ini kan sadar, kalau persoalan ketersinggungan dalam rangka debat itu kan sangat rawan. Tapi kita harus telaah ketersinggungan apa dulu. Kalau keterginggungan dalam proses debat, maka itu kan hal-hal yang sangat wajar. Tapi kalau ketersinggungan dengan mencoba menyinggung salah satu paslon, itu bukan tipe tim kami," kata dia.

"Jadi kalau saya mau bahas teknisnya untuk mengantisipasi (keributan), tanpa himbauan pun tim kami sebenarnya sudah paham. Dan kami tidak senang dengan keributan-keributan seperti itu, kalau hanya persoalan beda pilihan saja di moment kali ini," tambah Muwafik.

Tak hanya itu, Muwafik juga meminta agar seluruh relawan, tim, dan jaringan yang mendukung paslon Irman Yasin Limpo-Andi Muhammad Zunnun Armin NH tidak mencoba melakukan provokasi dan menyinggung secara langsung salah satu paslon.

"Bukan cara seperti itu yang kami inginkan, sama sekali tidak. Jadi kalau teknis lebih dalam mungkin tidak ada, karena tim relawan kami sudah dewasa dan paham kalau demokrasi ini adalah demokrasi waras. Buktinya dari awal. Mulai dari pendaftaran, pengambilan nomor, tes kesehatan, deklarasi dan lain sebagainya. Kami santai, enjoy dengan tim kami sendiri dan fokus pada internal tim saja bagaimana mau menang bukan bagaimana mau ribut-ribut," pungkasnya.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More