Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Jum'at, 16 Oktober 2020 | 06:30 WIB
Anggota Brimob Polda Sulsel minta maaf kepada keluarga jenasah Daeng Beta. Karena mencegah pengambilan paksa jenasah diduga Covid-19 di RS Awal Bros Makassar, Kamis (15/10/2020) / Foto : Istimewa

SuaraSulsel.id - Kasus pengambilan paksa jenazah berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 kembali terjadi di Rumah Sakit (RS) Awal Bros Makassar. Peristiwa yang viral ini terjadi, Rabu malam (14/10/2020).

Romi (24 tahun) berbagi cerita soal kisahnya membawa kabur jenazah bernama Daeng Beta keluar dari Rumah Sakit Awal Bros. Kala itu, Romi bersama puluhan keluarga dari Kabupaten Takalar, Sulsel mendatangi rumah sakit.

Mereka protes jenazah Daeng Beta disebut terjangkit virus corona, dan akan dimakamkan sesuai standar protokol Covid-19.

Karena tidak terima, puluhan anggota keluarga yang berada di rumah sakit membawa kabur jenazah Daeng Beta dengan kereta jenasah milik rumah sakit. Jenazah berhasil dibawa hingga samping jalan layang Urip Sumoharjo.

Baca Juga: Rekam Jejak Valentino Rossi, Tinggalkan Le Mans Hingga Positif COVID-19

Aparat polisi dan pihak rumah sakit yang melihat kejadian itu berusaha mencegah dan melakukan negosiasi. Agar jenazah yang dibawa kabur tersebut dapat segera dikembalikan.

Sempat terjadi ketegangan. Hingga polisi harus mengeluarkan tembakan peringatan. Agar massa menghentikan aksinya.

"Dibawa keluar itu jenazah sampai jembatan," kata Romi yang mengaku kemenakan dari almarhum Daeng Beta kepada SuaraSulsel.id.

Romi menjelaskan setelah negosiasi, pihak keluarga pun menyerahkan kembali jenazah Daeng Beta ke rumah sakit.

Semua itu dilakukan karena rumah sakit berjanji akan mengizinkan jenazah dibawa pulang untuk dimakamkan secara umum, setelah hasil uji swab keluar dari laboratorium.

Baca Juga: Valentino Rossi Positif Terjangkit COVID-19

Romi mengatakan, Daeng Beta merupakan warga asli Desa Kampung Parang, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar. Meninggal dunia di Rumah Sakit Awal Bros, Makassar, Rabu 14 Oktober 2020, pukul 19.00 Wita.

Romi bersama keluarga lainnya yakin, Daeng Beta meninggal dunia bukan karena terjangkit Covid-19. Akan tetapi karena menderita penyakit jantung.

Sebab itu, para keluarga protes dan nekat membawa kabur jenazah Daeng Beta. Mereka tidak mau jenasah dimakamkan di pemakaman khusus korban Covid-19.

"Ini bukan corona tapi meninggal karena penyakit jantung. Memang sudah sering keluar masuk rumah sakit karena jantung, tapi semalam baru meninggal," ungkap Romi.

Setelah hasil uji swab jenazah Daeng Beta keluar. Pihak Rumah Sakit Awal Bros Makassar mengumumkan almarhum Daeng Beta negatif virus corona.

"Intinya hasil swabnya negatif. Keluarga boleh bawa pulang untuk dimakamkan secara umum," kata Bagian SDM dan Umum Rumah Sakit Awal Bros Makassar, Christianto Matulatan.

Pengumuman ini pun disambut sorak gembira puluhan kelurga almarhum.

"Oee....," teriak warga yang berkerumun depan rumah sakit.

Mendapat izin, keluarga pun berbondong-bondong mengambil jenazah dan membawa pulang menggunakan mobil Avanza merah ke Takalar. Untuk segera dimakamkan.

Kontributor : Muhammad Aidil

Load More