SuaraSulsel.id - Aksi penutupan jalan dilakukan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin di Jalan Sultan Alauddin Makassar, sejak sore hingga malam. Membuat arus lalu lintas macet total.
Dampaknya, banyak pengendara yang terjebak macet. Untuk pengendara roda dua yang ingin keluar dari kemacetan, berusaha saling membantu mengangkat motor. Melewati tembok pembatas jalanan. Kemudian putar haluan.
Cara ini ditempuh karena akses lalu lintas dari arah Kabupaten Gowa menuju Makassar dan sebaliknya, tidak dapat dilewati.
Edy (45 tahun), pengendara yang melintas di Jalan Sultan Alauddin, meminta pertolongan warga sekitar untuk mengangkat motornya melewati tembok pembatas jalanan.
Setelah berhasil melewati pembatas jalan, Edy memberikan uang kepada warga yang telah membantunya. Rp 5 ribu.
Uang tersebut diberikan oleh Edy sebagai bentuk terima kasih karena sudah dibantu agar dapat cepat pulang ke rumahnya yang berada di Jalan Maccini Raya, Makassar.
"Mau pulang sana (rumah). Iya, dari tadi kena macet. Uang Rp 5 ribu tadi. Alamat saya di Maccini," kata Edy kepada SuaraSulsel.id, Selasa (07/10/2020)
Presiden Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Ahmad Aidil Fahri mengatakan, aksi bakar-bakar ban dan penutupan jalan merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap pemerintah dan DPR RI. Mengesahkan Undang-Undang Cipta Kerja.
"Jadi aksi bakar ban ini sebenarnya merupakan beberapa varian aksi sebagai salah satu bentuk kekecewaan kami terhadap pemerintah. Kecewa jadi bakar ban," kata Ahmad.
Baca Juga: Aksi Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja di Kota Serang Rusuh
Ahmad menjelaskan aksi unjuk rasa tersebut merupakan aksi lanjutan terkait penolakan Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law yang dianggap akan membawa dampak buruk bagi kaum buruh dan tani.
Para mahasiswa UIN Alauddin yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat Makassar rencananya akan tetap melakukan aksi demo mulai hari ini hingga 8 Oktober 2020.
"Tuntutannya itu penolakan terhadap Omnibus Law. Salah satunya itu tentang masalah yang berdampak besar kepada masyarakat menengah ke bawah. Terutama masyarakat buruh dan tani," jelas Ahmad.
Kontributor : Muhammad Aidil
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Rp1 Triliun Lebih Biaya Bendungan Budong-budong: Apa Manfaatnya untuk Masyarakat Sulbar?
-
Kebakaran PT SLNC Morowali: 2 Pekerja Luka Bakar, Polisi ke Lokasi!
-
Politik yang Menenangkan? Gelora Sulsel Ungkap Strategi "Samateruski" di Leaders Meet Up
-
[CEK FAKTA] Benarkah Ganti Ban Lebih Lebar Membuat Motor Boros BBM?
-
Rubicon Pelat Palsu Parkir di Mapolrestabes Makassar Milik Polisi, Ini Sosoknya!