- Wisma Tanabua di Rantepao, Toraja Utara, menjadi magnet sejak 20 Desember karena dekorasi lampu Natal ala Eropa.
- Pemilik Wisma Tanabua memasang 150 set dekorasi untuk menawarkan suasana Natal yang hangat dan berkesan.
- Dekorasi viral ini diharapkan memicu kreativitas lokal sekaligus membangun citra Toraja Utara sebagai destinasi festival dekorasi.
Menurut Hary, selama ini konsep perayaan Natal di Toraja sering kali identik dengan kemeriahan sesaat, terutama kembang api. Indah, tetapi cepat berlalu.
Tahun ini, ia ingin menawarkan pengalaman yang berbeda. Sesuatu yang bisa dinikmati lebih lama dan meninggalkan kesan.
"Selama ini Natal di Toraja sering diakhiri dengan kembang api. Ujung-ujungnya ya meriah karena kembang api saja. Sekarang kami ingin buat sesuatu yang sedikit berbeda," ujarnya.
Lebih dari sekadar hiasan, Hary berharap dekorasi ini bisa memicu kreativitas, khususnya bagi anak muda Toraja.
Baca Juga:Stok Aman, Harga Agak Goyah: Cek Harga Bahan Pokok di Palu Jelang Natal & Tahun Baru 2026
Ia ingin perayaan Natal menjadi ruang berekspresi, tempat ide-ide baru tumbuh dan berkembang.
"Ke depan kami ingin ada konsep-konsep baru lagi. Harapannya, anak-anak muda Toraja juga tergerak untuk ikut berkreasi," katanya.
Semangat itu sejalan dengan inisiatif Pemerintah Kabupaten Toraja Utara yang tahun ini menggelar lomba dekorasi pohon Natal dan lampu Natal.
Perlombaan tersebut salah satunya dipusatkan di halaman Gereja Toraja, dan mendapat sambutan antusias dari warga.
Hary menyebut ide pemerintah daerah itu sebagai langkah positif.
Baca Juga:BI Sultra Siapkan Rp980 Miliar Uang Tunai untuk Nataru 2025/2026
Menurutnya, Toraja Utara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan dan Katolik memang sudah sepatutnya memiliki inovasi baru dalam merayakan Natal bukan hanya untuk memeriahkan hari raya, tetapi juga untuk menarik wisatawan.
"Ide dari pemerintah ini kami sambut dengan semangat. Kami ingin tampil maksimal, dengan konsep yang baik," ucapnya.
Ia berharap, ke depan pemerintah dapat memberikan dukungan yang lebih besar kepada warga yang ingin berkreasi, baik melalui lomba, festival, maupun dukungan fasilitas.
Dengan begitu, perayaan Natal dan Tahun Baru di Toraja bisa tumbuh menjadi daya tarik wisata yang berkelanjutan.
"Kalau setiap tahun diisi dengan hal-hal positif seperti ini, saya yakin Toraja bisa membangun citra pariwisata baru misalnya sebagai destinasi festival lampu dan dekorasi pohon Natal," kata Hary.
Antusiasme itu juga dirasakan Adrian, wisatawan asal Bandung yang kebetulan menghabiskan libur Natal di Toraja. Ia mengaku terkesan dengan suasana yang ia temui di Rantepao.