SuaraSulsel.id - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulawesi Selatan berhasil menangkap 10 terduga pelaku kerusuhan, pembakaran, hingga penjarahan yang terjadi di Kota Makassar pada Jumat, 29 Agustus 2025 malam.
Penangkapan ini menjadi langkah awal kepolisian dalam mengusut tuntas tragedi yang meluluhlantakkan dua kantor dewan perwakilan rakyat sekaligus.
"Berdasarkan hasil kerja tim ada 10 orang yang kita amankan. Mereka statusnya calon tersangka maupun sudah tersangka," kata Direktur Reskrimum Polda Sulsel, Kombes Pol Setiadi Sulaksono, Selasa, 2 September 2025.
Menurut Setiadi, para pelaku yang ditangkap memiliki peran berbeda-beda. Sebagian terlibat langsung dalam aksi pembakaran dan pengrusakan fasilitas DPRD Kota Makassar maupun DPRD Provinsi Sulsel.
Baca Juga:Anggota DPRD Sulsel Akan Berkantor di Sudiang
Sebagian lainnya kedapatan melakukan penjarahan di sekitar lokasi kejadian.
Namun yang paling mengkhawatirkan, kata dia, adalah ada satu pelaku yang berperan sebagai provokator. Perannya cukup dominan dalam mengompori dan mengarahkan situasi ke arah kerusuhan.
"Ada satu pelaku yang mempengaruhi massa untuk melakukan tindakan makar," ujarnya.
Namun, polisi masih enggan merilis identitas para pelaku. Kata Setiadi, pihaknya masih melakukan pencarian untuk sejumlah nama yang masuk dalam daftar pencarian orang.
Penelusuran tidak berhenti pada 10 orang yang sudah diamankan.
Baca Juga:Gubernur Sulsel Beri Dukungan Moril Kepada Keluarga Almarhum Abay
"Tim kami masih terus bekerja. Updatenya akan kami sampaikan secara berkala. Pengembangan tetap dilakukan untuk memastikan aktor-aktor lain bisa terungkap," tegas Setiadi.
Sehari sebelumnya, aparat gabungan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dua titik utama, yakni Gedung DPRD Kota Makassar dan DPRD Provinsi Sulsel.
Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan massa untuk melancarkan aksinya.
Termasuk senjata tajam jenis parang serta pecahan botol yang digunakan sebagai bom molotov.
Diketahui, kerusuhan berdarah di Makassar bermula dari aksi solidaritas atas tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang dilindas mobil baracuda Brimob Polri dalam sebuah insiden sebelumnya di Jakarta.
Sejak Jumat siang, massa sudah menggelar aksi di sejumlah titik. Mulai dari depan kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Muslim Indonesia (UMI), Universitas Bosowa (Unibos), Universitas Negeri Makassar (UNM), hingga Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh).