Gunung Bawakaraeng dengan tinggi 2.845 mdpl, terletak di Kabupaten Gowa.
Namanya berasal dari bahasa Konjo yang berarti “mulut dewa”.
Udara di puncaknya bisa mencapai nol derajat Celsius saat musim hujan menjadikannya salah satu titik terdingin di Sulawesi Selatan.
Bawakaraeng dikenal karena mitosnya. Setiap musim haji, ratusan orang melakukan "haji lokal" ke puncaknya.
Baca Juga:Ekonomi Sulsel Tidak Baik-Baik Saja? BI Ungkap Ancaman Nyata Ini
Sebuah kepercayaan bagi masyarakat kaki gunung yang meyakini bahwa gunung ini adalah tempat berkumpulnya para wali.
Terlepas dari kontroversinya, pemandangan dan suasana mistis Bawakaraeng telah menarik ribuan pendaki dari dalam dan luar negeri.
![Basarnas Makassar bersama Tim Sar Gabungan mengevakuasi satu pendaki yang sakit di Pos 10 Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan / [Foto: Basarnas Makassar]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/09/15688-pendaki-gunung-bawakaraeng.jpg)
4. Gunung Lompobattang
Tak jauh dari Bawakaraeng, berdiri Gunung Lompobattang di Kabupaten Bantaeng, dengan tinggi 2.874 mdpl. Jalur menuju puncaknya dikenal terjal dan menantang.
Uniknya, jalur ini melewati Pasar Anjaya, sebuah titik yang dikenal sebagai "pasar gaib" oleh para pendaki lokal.
Baca Juga:7 Dosa Besar Pendaki Gunung Rinjani yang Sering Berakhir Tragedi
Tak ada lapak atau pedagang disitu. Hanya hamparan dataran tanpa pepohonan di antara hutan rimbun.
Banyak cerita berkembang tentang mereka yang 'tersesat' secara aneh di sini. Membuat Pasar Anjaya jadi legenda di dunia pendakian di Sulsel.
![Anggota Basarnas Sulsel menuju lokasi jatuhnya pendaki di Gunung Lompobattang, Sulawesi Selatan / [SuaraSulsel.id / Basarnas Sulsel]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/03/14/72477-gunung-lompobattang.jpg)
5. Gunung Bulusaraung
Gunung Bulusaraung berada di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Pangkep dengan ketinggian 1.353 mdpl.
Bulusaraung dalam bahasa Bugis-Makassar, khususnya dalam konteks nama gunung, memiliki arti "gunung yang menyerupai topi caping".
"Bulu" berarti gunung, sedangkan "saraung" merujuk pada topi caping, topi yang biasa dipakai petani untuk melindungi diri dari panas dan hujan.