Siaga! Dua Gunung Api di Timur Indonesia Erupsi Bersamaan

Erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.400 meter di atas puncak gunung

Muhammad Yunus
Sabtu, 21 Juni 2025 | 19:51 WIB
Siaga! Dua Gunung Api di Timur Indonesia Erupsi Bersamaan
Gunung Dukono di Halmahera Utara kembali erupsi, Sabtu ( 21/6/2025) [Suara.com/ANTARA/HO- Petugas PGA Dukono]

SuaraSulsel.id - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, melaporkan pada Sabtu sekitar pukul 17.26 WIT.

Gunung Dukono kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.400 meter di atas puncak gunung.

"Erupsi terlihat menyemburkan kolom abu teramati setinggi 1.400 meter," kata petugas PGA Dukono, Bambang Sugiono dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Ternate, Sabtu petang 21 Juni 2025.

Gunung Dukono yang erupsi Kamis sore itu terlihat menyemburkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Timur.

Baca Juga:Lewotobi Meletus Lagi? Cek Fakta Terbaru BMKG dan Imbauan Penting untuk Warga

Dia menjelaskan, erupsi gunung api setinggi 1.087 meter dari permukaan laut itu berhasil terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 32 mm dan durasi 75.73 detik di Pos PGA Dukono di Desa Mamuya, Kecamatan Galela.

"Saat ini kondisi Gunung Dukono masih berada pada Status Level II atau Waspada,"ujarnya.

Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Dukono dan pengunjung maupun wisatawan diimbau agar tidak mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 kilometer.

"Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abu tidak tetap," ungkap Bambang.

Dia meminta kepada masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.

Baca Juga:Kisah Pilu Pengungsi Lewotobi: "Lari Hanya Pakai Baju di Badan"

Gunung Lewotobi Laki-laki

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Mengalami erupsi sebanyak lima kali pada periode pengamatan tanggal 20-21 Juni 2025.

"Pengamatan visual pada periode 20-21 Juni 2025 Gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut tebal," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu 21 Juni 2025.

Wafid menyampaikan hal tersebut dalam laporan khusus perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Level IV (Awas) tanggal 21 Juni 2025.

Ia menambahkan dalam periode pengamatan itu teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 200-700 meter dari puncak.

Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan, barat daya dan barat.

Tercatat, suhu udara sekitar 20.7-32 derajat Celcius. Terjadi Letusan dengan tinggi 400-2000 meter dari puncak, kolom erupsi letusan berwarna kelabu.

Terjadi Guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati.

Berdasarkan data kegempaan dari tanggal 20-21 Juni 2025 pukul 06:00 WITA terdapat juga satu kali gempa guguran, 23 kali gempa hembusan, satu kali tremor harmonik, 27 kali tremor non harmonik, lima kali gempa low frequency, 11 kali gempa vulkanik dalam, dan dua kali gempa tektonik jauh.

"Data visual menunjukkan adanya sedikit peningkatan tinggi kolom erupsi, namun jumlah hembusan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tekanan dari dalam yang mendorong material cukup kuat, sehingga energi dilepaskan dalam bentuk erupsi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, masih terlihat sinar api di atas puncak, yang mengindikasikan keberadaan material pijar di sekitar kawah.

Data kegempaan menunjukkan sedikit penurunan aktivitas gempa vulkanik dalam dan gempa low frequency, yang mengarah pada kemungkinan erupsi lanjutan, namun dengan intensitas lebih rendah dan tinggi kolom erupsi yang diperkirakan lebih kecil dari sebelumnya.

Sementara itu, gempa vulkanik dangkal dan gempa hybrid tidak lagi terekam, mengindikasikan tidak adanya sumbatan pada kedalaman dangkal, sehingga material dari dalam dapat bergerak ke permukaan tanpa hambatan.

Data deformasi tiltmeter menunjukkan tren penurunan secara perlahan, mengindikasikan bahwa pergerakan magma menuju permukaan masih berlangsung namun dengan kecepatan rendah.

Sementara itu, data Global Positioning System (GPS) mulai menunjukkan tren penurunan yang mengarah pada deflasi. Meski demikian, suplai magma di kedalaman masih terjadi dalam skala kecil, sehingga potensi erupsi ke depan masih ada.

"Hasil analisis visual dan instrumental menunjukkan bahwa aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada Level IV (Awas)," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini