SuaraSulsel.id - Sejumlah penumpang mengeluhkan kemacetan di area penjemputan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Dalam video yang beredar di media sosial memperlihatkan kekesalan pengendara saat hendak menjemput penumpang di terminal kedatangan.
Di video yang diunggah akun Maros Today dan Info Kejadian Makassar pada Minggu, 15 Juni 2025 itu.
Perekam mempertanyakan keberadaan area parkir premium yang kosong dan dijaga ketat.
Baca Juga:Polisi Tembak TNI Gadungan Pencuri Emas dan Ponsel Warga
Sementara, arus kendaraan di jalur penjemputan umum tampak padat dan tersendat.
"Bukannya pelit ndak mau bayar, tapi kek apa di? 100 ribu? Ndak worth it kocak. Mungkin iya kalo untuk parkir, tapi kalau untuk menjemput orak deh," demikian bunyi caption video yang kini ramai dibagikan ulang oleh warganet.
Tanggapan pun datang dari pihak pengelola bandara.
Humas PT Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, Taufan Yusdhistira menjelaskan fasilitas parkir premium atau Premium Car Space.
Memang ditujukan untuk segmen pengguna jasa tertentu yang menginginkan pelayanan lebih nyaman dan eksklusif.
Baca Juga:Parkir Berbayar di Masjid Al Markaz dan Masjid Raya Makassar Jadi Sorotan, Ini Klarifikasi Perumda
Tarif yang dikenakan sebesar Rp100 ribu per kali masuk, menurutnya, sepadan dengan kenyamanan dan fasilitas yang ditawarkan.
"Premium Car Space merupakan salah satu lini bisnis bandara yang memberikan kenyamanan kepada para penumpang dan juga penjemput," ujar Taufan saat dikonfirmasi, Senin, 16 Juni 2025.
Taufan menambahkan, fasilitas premium memiliki sejumlah keunggulan dibanding parkiran reguler.
Lokasinya lebih dekat ke terminal, memiliki akses langsung yang lebih mudah, serta kendaraan terlindung dari panas dan hujan.
"Fasilitas ini bukan sekadar tempat parkir tetapi juga bagian dari strategi pelayanan yang ingin memberikan opsi berbeda kepada pengguna jasa. Bagi yang menginginkan kenyamanan dan kecepatan akses, area ini tersedia," terangnya.
Namun, polemik tak berhenti di soal tarif mahal.
Banyak warga mempertanyakan mengapa jalur parkir premium tampak kosong, namun tidak bisa digunakan untuk sekadar menjemput. Padahal area pick-up zone umum mengalami kemacetan parah.
Perekam juga mempertanyakan alasan parkiran dijaga oleh anggota TNI yang mengenakan seragam.
Taufan mengaku, pihaknya telah lama bekerja sama dengan dengan TNI AU pada pengelolaan area kedatangan dan keberangkatan.
Penjagaan ketat di area tertentu dilakukan karena bandara merupakan objek vital nasional.
"Oleh sebab itu kami bekerja sama khususnya TNI AU melalui Pangkalan TNI AU Sultan Hasanuddin untuk menjaga keamanan kawasan bandara," jelasnya.
Menurut Taufan, penempatan petugas di area tertentu, termasuk parkiran premium, bukan untuk menghalangi masyarakat.
Tetapi untuk memastikan tertibnya pengelolaan arus kendaraan dan keamanan secara menyeluruh.
Sementara, terkait kemacetan di area penjemputan, ia mengakui bahwa saat ini masih dalam proses pengembangan dan penataan.
Pihak bandara pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan membuka diri terhadap berbagai masukan dari masyarakat.
"Kami menyadari masih banyak yang perlu ditingkatkan khususnya di area penjemputan. Untuk itu kami juga menyediakan alternatif yaitu Gedung Parkir empat lantai yang bisa digunakan sembari menunggu penumpang tiba. Dengan sistem ini, kami berharap arus kendaraan di pick-up zone bisa lebih lancar," sebutnya.
Gedung parkir tersebut dapat dimanfaatkan penjemput agar tidak menunggu di bahu jalan atau berhenti terlalu lama di jalur cepat.
Setelah penumpang tiba dan menghubungi penjemput, kendaraan bisa langsung meluncur ke pick-up zone untuk menjemput sehingga waktu berhenti bisa dipersingkat dan potensi kemacetan berkurang.
Saat ini, Bandara Sultan Hasanuddin memang memiliki beberapa tipe area parkir: parkir reguler dengan tarif umum, parkir inap, serta parkir premium yang mematok tarif lebih tinggi.
Penempatan lokasi pun terpisah untuk mengatur sirkulasi kendaraan secara lebih efektif.
Namun, fakta di lapangan menunjukkan masih adanya kendala terutama saat jam sibuk atau ketika beberapa penerbangan tiba dalam waktu berdekatan.
Menyikapi reaksi masyarakat, Taufan menyebut evaluasi rutin terus dilakukan. Baik dari segi arsitektur arus kendaraan maupun pelayanan kepada pengguna.
Ia juga menegaskan bahwa pengembangan fasilitas masih akan terus berlangsung dan bertahap.
"Kritik dan saran dari masyarakat sangat kami hargai. Kami ingin memastikan bahwa bandara tidak hanya menjadi tempat transit, tetapi juga ruang pelayanan publik yang humanis dan efisien," ucapnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing