Miris! SD Negeri di Pelosok Ini Terancam Tutup Karena Ditinggal Murid

Lantainya masih berupa tanah. Dindingnya terbuat dari papan-papan kayu yang mulai lapuk termakan usia.

Muhammad Yunus
Minggu, 25 Mei 2025 | 12:30 WIB
Miris! SD Negeri di Pelosok Ini Terancam Tutup Karena Ditinggal Murid
Potret sekolah induk dan kelas jauh SDN 408 Ongkoe di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

Saat ini, kelas jauh tersebut menampung 25 murid. Mereka diajar oleh 3 guru ASN dan 4 Non ASN.

Ironisnya, 23 murid di antaranya berasal dari Kabupaten Sidrap.

Kondisi geografis yang berada di perbatasan membuat anak-anak di kampung itu lebih dekat ke wilayah administratif Sidrap, meski secara wilayah sekolah itu berada di bawah Pemkab Wajo.

Potret sekolah induk dan kelas jauh SDN 408 Ongkoe di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]
Potret sekolah induk dan kelas jauh SDN 408 Ongkoe di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Istimewa]

"Kami sudah rapat dengan DPRD dan memutuskan akan optimalkan kelas induk. Tapi karena jaraknya jauh, maka kami fasilitasi dengan sepeda," jelas Alamsyah.

Baca Juga:Ini Syarat Baru Masuk SMAN Unggulan di Kota Makassar

Namun masalah tak berhenti di situ. Pemerintah Kabupaten Sidrap mengusulkan agar para siswa dari wilayahnya dimutasi ke sekolah yang berada di bawah otoritas Sidrap. Ini tentu memunculkan dilema.

Kata Alamsyah, kalau 23 siswa itu dimutasi ke SD 5 Mojong di Sidrap, maka yang tersisa hanya dua siswa saja.

"Kalau hanya dua siswa, tentu tidak ideal untuk mempertahankan satuan pendidikan di situ," sebutnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengusulkan bantuan pembangunan untuk sekolah tersebut.

Pada tahun 2020, Pemkab Wajo sempat membangun ruang perpustakaan di sekolah itu.

Baca Juga:Mengharukan! Penjaga Sekolah 58 Tahun Tempuh 266 KM Demi PPPK

Terkini, ruang perpustakaannya juga difungsikan sebagai ruang guru dan kepala sekolah.

Menurut data dapodik, sekolah tersebut memiliki tujuh tenaga pendidik, tiga ASN dan empat guru honorer.

Namun masa depan sekolah itu kini berada di persimpangan jalan. Apakah akan dipertahankan dengan dukungan penuh Pemkab Wajo, ataukah direlokasi dan digabungkan dengan sekolah lain?

"Sore ini kita akan rapat lagi dengan camat, kepala desa, komite sekolah, dan orang tua murid. Kami ingin pastikan apakah sekolah ini tetap dilanjutkan, atau kita beri ruang untuk Pemkab Sidrap memfasilitasi murid-murid mereka," ujar Alamsyah.

Jika akhirnya siswa dimutasi dan hanya menyisakan dua anak, maka sekolah kelas jauh ini kemungkinan besar akan diregrouping atau digabung ke sekolah lain.

Namun, jika warga tetap ingin sekolah itu ada, maka Dinas Pendidikan Wajo berjanji akan mencari solusi terbaik, termasuk kemungkinan merenovasi ruang kelas seadanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini