Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?

Penangkapan tersebut dilakukan secara tiba-tiba di tengah permukiman warga

Muhammad Yunus
Minggu, 25 Mei 2025 | 12:12 WIB
Guru Ngaji Ditangkap Densus 88 di Gowa: Diduga Terlibat Terorisme dan Simpan Bom Rakitan?
Ilustrasi: Petugas Gegana mengamankan lokasi penggeledahan terkait dengan dugaan teroris di Jalan Hasanudin Gang 26, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (1/8/2024) [Suara.com/ANTARA/Ananto Pradana]

SuaraSulsel.id - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang pemuda berinisial MAS (19) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

MAS yang diketahui merupakan pembina pondok pesantren Tahfidz Al-Qur’an ditangkap karena diduga terlibat dalam jaringan terorisme dan menyimpan bom rakitan.

Penangkapan dilakukan pada Jumat, 24 Mei 2025, sekitar pukul 17.30 Wita.

Sejumlah saksi menyatakan MAS diamankan di Jalan SD Daeng Emba, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Baca Juga:Instagram 7 Kepala Daerah di Sulsel: Siapa Paling Banyak Pengikut ?

Terduga pelaku ditangkap saat sedang dalam perjalanan menuju warung untuk membeli air galon.

Menurut informasi yang diperoleh dari warga dan keluarga, MAS ditangkap oleh tim gabungan Densus 88 Mabes Polri bersama personel dari Polres Gowa yang dipimpin langsung oleh Kepala Tim Densus 88 Wilayah Sulsel, AKP Faisal.

Penangkapan tersebut dilakukan secara tiba-tiba di tengah permukiman warga.

Usai penangkapan, tim Densus 88 melakukan penggeledahan di dua lokasi berbeda.

Dari hasil penggeledahan tersebut, petugas mengamankan sejumlah barang bukti. Antara lain satu unit ponsel Oppo A3K, tiga buah buku catatan, dan satu unit sepeda motor.

Baca Juga:Guru Ngaji Predator Anak di Makassar Ditangkap! Ini Jumlah Korban Sejak Tahun 2000

MAS kemudian dibawa oleh tim Densus 88 untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ibu dari MAS, SK (36), mengaku tidak percaya bahwa anak sulungnya terlibat dalam aktivitas terorisme.

SK menegaskan bahwa MAS adalah seorang santri sekaligus pengajar di pondok pesantren Tahfidz Al-Qur’an gratis yang berlokasi di Pallangga, Gowa.

"Anakku itu cuma mau beli air galon. Dari rumah langsung diambil sama motornya. Dia dikira teroris," ujar SK, Sabtu, 24 Mei 2025 malam.

Menurut SK, MAS saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMA dan aktif sebagai pembina di rumah tahfidz. Sehingga pihak keluarga kaget dan heran jika disebut terlibat jaringan teroris.

Ia menggambarkan anaknya sebagai pribadi yang tertutup. Menurutnya, MAS jarang keluar rumah, dan rajin beribadah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini