Menurutnya, perhotelan adalah salah satu sektor yang bisa membuat perekonomian bergerak.
"Kami salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebesar. Jadi, kucurkan 50 persen anggaran itu biar bergerak. Tolonglah pemerintah," keluhnya.
Indonesia Hotel General Manager Association atau IHGMA Sulsel, Darwinsyah Sandolong juga menyebutkan bahwa perhotelan di Sulsel harus berpikir keras untuk bisa tetap bertahan.
Pihaknya harus otak atik strategi menyikapi kondisi ini. Mereka bahkan banting harga, tapi tak berdampak.
Baca Juga:Pemprov Sulsel Siapkan Rp32 Miliar untuk Perbaikan Jalan Rusak Aroepala - Hertasning
"Kita berpikir bagaimana bertahan hidup. Daya belanja sangat minim, walaupun banting harga itu tidak berdampak," keluh Darwinsyah.
Ia mengungkapkan, para pengusaha juga harus banting tulang untuk menggaji karyawan.
Beberapa perusahaan yang tidak mampu pun terpaksa harus mengambil keputusan pahit yakni mengurangi pekerja.
"Bahkan ada pengusaha yang sampai sudah jual mobil bus miliknya," ujarnya.
Sementara itu, pengurus Asosiasi Travel Indonesia di Sulsel, Abdullah Bazergan menilai dampak efisiensi anggaran akan sangat luas.
Baca Juga:Pos Polisi Makassar Dilempar Bom Molotov
Bahkan akan terasa lebih berat setelah lebaran Idul Fitri jika tidak ada perubahan kebijakan.