Kini, kapal tersebut hanya menjadi simbol dari rencana yang belum terealisasi. Hibah yang seharusnya menjadi peluang bagi kota malah menjadi tantangan baru yang memerlukan solusi.
Antara Peluang dan Tantangan
Meski kondisi KRI Teluk Bone memprihatinkan, kapal ini tetap memiliki daya tarik tersendiri. Bagi sebagian orang, kapal perang bekas ini menyimpan pesona sejarah yang layak dieksplorasi.
Sayangnya, minimnya pengawasan pada awal kejadian membuat beberapa pengunjung nekat menaiki kapal, menimbulkan kekhawatiran baru.
Baca Juga:KRI Marlin 877, Kapal Perang Buatan Indonesia Siap Menjaga Wilayah Maritim
"Saat pengunjung naik ke kapal, petugas sedang sibuk menarik retribusi di depan, sehingga tidak terpantau," ungkap Raski Fitra.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi pihak terkait untuk memperketat pengawasan.
Harapan Masa Depan
KRI Teluk Bone adalah cerminan dari ambisi besar yang terkendala realita. Meski kapal ini sementara waktu tidak dapat diberdayakan, masyarakat Pariaman tetap berharap agar pemerintah dapat mencari solusi yang efektif.
Sebagai objek wisata, KRI Teluk Bone memiliki potensi besar untuk menghidupkan sektor pariwisata setempat.
Baca Juga:Ditangkap! Dua Pelaku Pengeboman Ikan di Teluk Bone
Namun, prioritas saat ini adalah memastikan keselamatan pengunjung dan mencari cara agar kapal ini tidak hanya menjadi pajangan tetapi juga aset pariwisata yang mendatangkan manfaat.
Hingga saat itu tiba, KRI Teluk Bone tetap menjadi kapal perang tua yang terdampar di tepi pantai, membawa cerita tentang sejarah dan tantangan di masa kini.