Pada kondisi ini, kata Arief, pemodal harus punya strategi efektif dan efisien. Mereka harus mengupayakan bagaimana bisa berinvestasi sekaligus untuk membekingi kandidat di Pilgub dan pemilihan calon kepala daerah di kabupaten/kota.
Menurut Arief, politik transaksional seperti ini sudah lazim terjadi. Jika figur yang dibantu menang, maka pemodal bisa mengambil keuntungan kelak.
"Tapi mau tidak mau di kondisi sekarang ini seorang kandidat harus menyiapkan biaya pribadi," sebutnya.
Hal tersebut juga dibenarkan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto.
Baca Juga:Muhammadiyah Tolak W Super Club Milik Hotman Paris di Kota Makassar
Danny Pomanto, sapaannya, sudah empat kali maju di Pilwali Makassar. Di setiap perhelatan, ia mengatakan mesti menyiapkan anggaran puluhan miliar.
"Itu sebenarnya menyesakkan hati. Saksi saja sudah berapa. Dan ya memang pasti ada costnya, bukan berarti cost politik itu bagi-bagi uang," ujarnya.
Kata Danny, politik di Makassar sangat dinamis sekali. Jika banyak pendatang baru, maka cost yang disiapkan juga mesti besar.
"Tapi tidak sampai ratusan miliar. Mahal itu. Itu sudah level gubernur kalau ratusan. Ya (puluhan)," ucapnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Baca Juga:Adiknya Diusung Jadi Calon Gubernur Sulsel, Menteri Pertanian: Biarlah Takdir Berputar Pada Orbitnya