SuaraSulsel.id - Aktivitas warga di kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, masih belum normal. Setelah diterjang banjir bandang dan longsor pada Jumat, 3 Mei 2024, dini hari.
Mayoritas masyarakat masih trauma melihat kondisi rumah mereka yang rusak berat dan hanyut terbawa arus.
Hingga hari ke enam pascabencana, kondisi banjir di Luwu sudah mulai surut. Itu terlihat dari pantauan udara pada Selasa, 7 Mei 2024 oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto.
Namun ribuan hektar sawah terlihat tersapu air. Beberapa titik longsor juga menimbun perkampungan.
Baca Juga:13 Warga Ditemukan Meninggal Akibat Banjir di Kabupaten Luwu
"Dari helikopter kita lihat sekitar 16 titik longsor yang dampaknya signifikan. BNPB akan terus mendampingi pemerintah daerah dalam melakukan asesmen agar dampak dari tanah longsor ini segera kita atasi," ujar Suharyanto.
Ia mengatakan hingga hari ke enam, tim masih terus menyalurkan distribusi logistik melalui jalur udara untuk daerah yang sulit dijangkau dengan jalur darat. Seperti di Desa Tolajo, Kecamatan Latimojong yang tidak bisa diakses karena jembatan putus.
Saat ini sudah ada 1 helikopter dari TNI angkatan darat yang dimaksimalkan untuk melakukan distribusi logistik ke lokasi terisolir.
"Sebelumnya telah beroperasi helikopter dari TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan. BNPB juga mengerahkan 1 helikopter dan 1 pesawat caravan, selanjutnya 1 helikopter dari TNI Angkatan Darat akan turut membantu proses distribusi logistik maupun evakuasi," ujar Suharyanto.
Pihaknya juga memastikan rehabilitasi dan rekonstruksi akan berjalan pararel. Hal ini dilakukan untuk percepatan pemulihan kehidupan masyarakat terdampak.
Baca Juga:16 Desa di Kabupaten Luwu Masih Terisolir, Kementerian PUPR Kirim Jembatan Darurat
"Upayakan berjalan pararel, agar penderitaan masyarakat tidak terlalu lama dan segera mendapatkan tempat baru yang aman," tegasnya.
Suharyanto mengingatkan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu untuk melakukan pendataan dan evaluasi secara berkala, untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar berjalan dengan efisien serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat segera dilakukan.
"Evaluasi terus setiap hari, pastikan kebutuhan masyarakat yang setiap harinya dinamis dapat terus terpenuhi," tuturnya.
"Cek lahan yang tentunya aman dan lakukan dialog dengan masyarakat, opsi-opsi lokasi tersebut segera disampaikan agar selanjutnya BNPB bersama Kementerian PUPR dapat memproses pembangunan rumah bagi warga yang harus direlokasi," tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa pendataan aset rumah warga serta aset kabupaten dilakukan sehingga proses aktivitas pascabencana dapat dilakukan sesuai hasil asesmen.
"Data dengan baik, khususnya aset rumah serta aset kabupaten seperti fasilitas pendidikan, ibadah, kesehatan yang terdampak agar segera kita tangani dalam waktu dekat," pungkasnya.
Sementara, Penjabat Bupati Luwu Muhammad Saleh mengatakan seluruh korban hilang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Delapan orang diantaranya korban longsor di Kecamatan Latimojong dan empat orang korban banjir di Kecamatan Suli Barat.
"Seluruh korban hilang telah ditemukan dengan keadaan meninggal dunia. Jumlah korban meninggal sebanyak 12 orang dengan rincian 8 orang di Latimojong dan 4 orang di Suli Barat," ucap Saleh.
Ia mengaku kondisi banjir di 13 titik mulai surut. Saat ini sebagian warga sudah kembali ke rumahnya dan ada yang masih tinggal di tempat pengungsian.
Tim penyelamat gabungan juga membantu warga untuk melakukan pembersihan.
Begitu pula untuk penanganan tanah longsor. Pemerintah Kabupaten Luwu telah melakukan koordinasi dengan Balai PUPR untuk perbaikan 10 titik longsor dan 3 jembatan yang mengalami kerusakan.
"Kita terus upayakan perbaikan infrastruktur terdampak sehingga diharapkan dalam waktu dekat akses jalan darat dapat berfungsi kembali," ujarnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing