SuaraSulsel.id - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan evakuasi banjir di sejumlah lokasi di kota itu dengan fokus pada pembersihan masjid dan rumah-rumah warga.
Kasubag Perencanaan Dinas Damkarmat Kota Kendari Musen Sinta, mengatakan lokasi pertama untuk melakukan evakuasi serta penyiraman dan pembersihan rumah warga terdampak banjir dilakukan di Kampung Salo, Kecamatan Kendari.
Pihaknya menindak lanjuti laporan warga dan melakukan penyiraman empat rumah warga yang terdampak banjir. Dalam evakuasi itu Dinas Damkarmat Kota Kendari, kata dia, menerjunkan Unit 02 dan Unit 013 Pemadam Kebakaran dan didukung dengan sejumlah sarana dan prasarana.
Kegiatan pembersihan itu, lanjut dia, sempat terhambat oleh tumpukan lumpur yang menyulitkan penyiraman. Namun kegiatan pembersihan akhirnya selesai, sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Baca Juga:45 Kelurahan di Kendari Terdampak Banjir, 3.248 KK Terkena Dampak
Di lokasi lain, kata dia, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Kendari juga mendapatkan laporan untuk melakukan suplai air bersih.
Musen Sinta mengatakan ada permintaan bantuan penyuplaian air bersih dan pencucian sumur bor warga di Jalan pembangunan, Kelurahan Wua-wua, Kecamatan Wua-wua.
"Jadi regu 1 tim pemadaman dan penyelamatan menindak lanjuti laporan tersebut dengan waktu kerja sekira 1 jam 30 menit," ujar Musen, Selasa 12 Maret 2024.
Terakhir Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Kendari mendapatkan laporan bahwa masyarakat menginginkan air bersih untuk keperluan melakukan pembersihan pasca-banjir untuk dua masjid yang berada di Kompleks Transito Wua-Wua di Jalan Jendral Sudirman.
Kemudian dilanjutkan menyuplai air bersih untuk rumah warga sekitar masjid.
Baca Juga:31 Korban Banjir di Kota Kendari Dievakuasi
Sebanyak 45 kelurahan dari 65 kelurahan di Kota Kendari terdampak banjir yang terjadi pada Rabu 6 Maret 2024 sekitar pukul 23.00 WITA.
Akibat bencana hidrometeorologi tersebut, ada 3.248 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir. Namun, untuk jumlah jiwa pemerintah setempat belum mendata karena masih fokus membersihkan lumpur dan sejumlah material yang berada di dalam rumah warga.