Pada pertanyaan terbuka (top of mind) tentang pilihan presiden, Prabowo Subianto menjadi tokoh yang paling banyak dipilih sebagai presiden apabila pemilihan presiden dilakukan pada hari itu dengan persentase sebesar 50,9 persen, sementara yang memilih Anies Baswedan sebesar 20,5 persen, dan Ganjar Pranowo sebesar 15,7 persen. Nama-nama lainnya mendapatkan persentase di bawah 1 persen.
Pada pertanyaan terbuka tentang pilihan wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka (47,8 persen) menjadi nama yang paling banyak dipilih, diikuti oleh Mahfud MD (18,4 persen), dan Muhaimin Iskandar (17,1 persen). Tokoh-tokoh lainnya mendapatkan persentase di bawah 1 persen.
Dalam simulasi tiga pasangan calon presiden-calon wakil presiden, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan keterpilihan terbanyak sebesar 52,5 persen.
Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan dukungan sebesar 22,1 persen, dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan dukungan sebesar 16,9 persen.
Baca Juga:Pilpres Diprediksi Satu Putaran, LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo-Gibran Lampaui The Magic Number
Dalam pertanyaan lebih lanjut mengenai dukungan masyarakat terhadap pasangan calon yang akan mereka pilih, sebanyak 79,8 persen mengaku telah mantap dengan pilihannya tersebut, sementara 19,4 persen menyatakan bahwa mereka masih mungkin berubah.
Data menunjukkan adanya tren peningkatan jumlah masyarakat yang menginginkan pemilihan presiden dilakukan dalam satu putaran. Dalam survei ini, saat ditanya berapa putaran Pilpres yang disukai, sebanyak 79,9 persen menjawab satu putaran, sementara yang menjawab dua putaran sebesar 16,6 persen, dan sisanya tidak mempermasalahkan jumlah putaran (2,3 persen), atau tidak menjawab (1,2 persen).
Alasan lebih menyukai pemilihan presiden dalam satu putaran adalah karena lebih cepat memberikan kepastian terkait siapa yang akan menjadi presiden selanjutnya (41,2 persen), menghemat biaya (29,2 persen), mengembalikan pemerintahan dan layanan publik ke keadaan normal (13,6 persen), dan mengurangi ketegangan di masyarakat (12,1 persen). Mayoritas masyarakat (70,3 persen) juga yakin bahwa pemilihan presiden akan selesai dalam satu putaran, sementara 25,3 persen lainnya menyatakan tidak yakin, dan 4,4 persen tidak menjawab.