"Itulah nasib, mau melawan tidak bisa," katanya.
Di tahanan, Rasjidi Amrah dimanfaatkan oleh petugas. Dia diminta menggambar desain masjid, gereja, dan pembangunan barak.
Mereka juga disuruh mengerjakan proyek tentara seperti membuka kebun yang luasnya tergantung pangkat yang dimiliki tentara tersebut. Ada sekitar empat hingga enam hektar.
Intinya, para Tapol tidak hanya dituntut untuk memenuhi kehidupannya, tapi juga harus mampu memenuhi kebutuhan militer. Baik kepentingan institusi maupun kepentingan pribadi petugas Inrehab.
Baca Juga:Unhas Terbitkan Peraturan Rektor Terkait Kampanye Dalam Kampus
"Jika mereka lihat kita malas, mereka akan marah," kata tahanan lain.
Pengasingan terhadap Tapol baru berakhir pada tahun 1979. Namun, persoalan hidup mereka belum selesai.
Mereka dikucilkan. Pandangan terhadap Tapol PKI sudah terlanjur negatif karena stigma di masyarakat selama ini.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Baca Juga:Dominggus Ditangkap di Moncongloe Maros, Usai Membunuh Mantan Kekasih di Makassar