Penyebab Gempa Bumi di Laut Maluku: Dipicu Deformasi Batuan Dalam Slab Lempeng Laut

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan

Muhammad Yunus
Rabu, 22 November 2023 | 13:09 WIB
Penyebab Gempa Bumi di Laut Maluku: Dipicu Deformasi Batuan Dalam Slab Lempeng Laut
Ilustrasi: Gempa bumi di wilayah Teluk Tomini, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo [SuaraSulsel.id/ANTARA/HO-BMKG]

SuaraSulsel.id - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 6,4 yang mengguncang wilayah Laut Maluku, Halmahera dipicu deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Maluku (intra-slab).

"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Maluku (intra-slab) yang tersubduksi ke bawah Pulau Halmahera," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Rabu 22 November 2023.

Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik (oblique thrust).

Daryono juga memutakhirkan informasi yang pada awalnya berkekuatan magnitudo 6,6 menjadi magnitudo 6,4.

Baca Juga:Gempa Bumi Magnitudo 6,6 Guncang Halmahera Barat

Ia mengemukakan gempa yang terjadi pada pukul 09.48.54 WIB itu terletak pada koordinat 1,77 lintang utara dan 124,15 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 67 km arah barat laut Halmahera Barat pada kedalaman 105 km.

Ia mengatakan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siau, Manado , dan Ternate dengan skala intensitas IV MMI (modified mercally intensity), artinya pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi).

Gempa juga terasa di daerah Bitung, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Utara, Talaud, Tidore dan Tomohon dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Daryono menyampaikan hingga pukul 10.11 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock dengan kekuatan M3.1.

Baca Juga:Gempa Bumi di Manado Terasa Hingga Tidore dan Halmahera

Ia mengimbau kepada masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini