Lanjutnya bahwa, puncak-puncak kebudayaan bangsa berasal dari puncak-puncak kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah adalah investasi daerah.
Demikian juga membangun budaya, tradisi sosial menjadi suatu perekat sosial di dalam masyarakat. Sehingga konflik dapat teratasi. Budaya harus dikembangkan, baik sebagai sarana hiburan masyarakat maupun tradisi yang harus dipertahankan. Memajukan daerah melalui budaya.
Ia juga mengharapkan Saoraja Kulo dapat menjadi cagar budaya.
Selanjutnya, Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, mengakui, mendapat pengalaman dan pencerahan. Bahwa rupanya di Sulsel ini banyak sekali tradisi yang sudah memiliki usia berabad.
Baca Juga:Bahtiar Baharuddin Siapkan Tim Siaga Kesehatan untuk Petugas Pemilu 2024
“Tradisi ini bagus sekali, karena dia ikatan sosial kekerabatan kekeluargaan. Justru dari hal-hal seperti ini, yang menjadi ciri khas sebenarnya masyarakat kita di Bugis-Makassar yang kuat hubungan sosialnya karena di kampungnya ini, mereka memiliki tradisi yang menjembatani komunikasi mereka secara batiniah,” sebutnya.
Tradisi ini juga membawa kenangan termasuk bagi mereka para diaspora yang merantau. Baginya tradisi seperti ini perlu dipelihara. Karena ini penyemangat, bentuk kesyukuran pasca panen, sekaligus juga wadah berdialog berdiskusi buat kehidupan hari ini dan hari depan.
“Saya mendukung betul, ada aspirasi bagaimana memelihara cagar budaya dan tradisi seperti ini. Sebagai Pemerintah Provinsi mengucapkan selamat terima kepada masyarakat Kulo yang memberikan penyambutan luar biasa,” ujarnya.
Ia pun mengharapkan dukungan masyarakat Kulo, dalam memimpin daerah ini satu tahun ke depan. “Karena kita banyak pekerjaan yang pada akhirnya tumpuan pembangunan itu ada di masyarakat sendiri,” pungkasnya.
Baca Juga:Pj Gubernur Sulsel: Ayam Ketawa, Kekayaan Luar Biasa yang Perlu Dijaga