Namun, pencalonan Danny-Indira dianulir oleh KPU. Mereka gagal jadi peserta di Pilwali, setelah pasangan lawan yaitu Munafri Arifuddin dan Rachmatika Dewi menggugat ke Mahkamah Agung.
Atas dasar putusan MA itu, Munafri-Rachmatika terpaksa berhadapan dengan kotak kosong. Namun, pasangan yang identik dengan sebutan Appi-Cicu itu dikalahkan oleh kotak kosong, walau didukung hampir semua Parpol.
Walau berulang kali maju jadi calon wali kota, Danny Pomanto tak pernah bergabung dengan partai politik.
Kemenangan kotak kosong di Pilwali 2018 memberi peluang ke Danny untuk maju kembali jadi orang nomor satu di kota Makassar. Ia lalu menggandeng Fatmawati Rusdi, yang juga merupakan istri dari ketua DPD NasDem Sulsel, Rusdi Masse.
Baca Juga:BREAKING NEWS: Wali Kota Makassar Danny Pomanto Jadi Kader PDI Perjuangan
Pasangan ini diusung oleh Partai NasDem, Gerindra, PBB dan Partai Gelora di Pilwali Makassar 2020. Atas dasar itu, Danny menyatakan diri bergabung dengan partai besutan Surya Paloh itu.
Jelang masa jabatannya berakhir, Danny mundur dari partai NasDem. Alasannya karena faktor keluarga dan politik.
Danny lalu menjatuhkan pilihannya berjuang bersama PDI Perjuangan. Ia mengaku setidaknya ada tiga alasan mengapa bergabung dengan partai yang dipimpin Megawati Soekarno Putri itu.
"Saya ini anak lorong. Sebagai wong cilik, memang alamnya sudah seperti itu. Kedua, saya ini tipe pejuang, petarung. Saya kira dengan gabung PDI Perjuangan, namanya perjuangan, sehari-hari butuh perjuangan. Ketiga, karena PDIP terbukti baik untuk semua," tuturnya.
Ia menegaskan sebagai kader partai siap melakukan apa saja. Termasuk berjuang memenangkan Pilpres, Pileg dan Pilkada.
Baca Juga:Lima Calegnya Eks Napi Koruptor, NasDem: Kami Serahkan ke Rakyat
"Apa saja yang diperintahkan, saya laksanakan dengan sepenuh hati, dengan perjuangan yang penuh. Hasil di belakang nanti, perjuangan yang penting. Saya orang yang tidak pernah tanggung berjuang itu tidak setengah-setengah dan saya kira dengan PDIP tidak setengah-setengah," tegasnya.