Opu Daeng Risadju: Irislah Dadaku, Keluarkan Darah Bangsawan Itu

Opu Daeng Risadju tertangkap oleh tentara NICA di Desa Lantoro tahun 1946

Muhammad Yunus
Rabu, 23 Agustus 2023 | 07:39 WIB
Opu Daeng Risadju: Irislah Dadaku, Keluarkan Darah Bangsawan Itu
Opu Daeng Risadju

SuaraSulsel.id - Mengenang Opu Daeng Risadju, pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan.

"Kalau hanya karena adanya darah bangsawan mengalir dalam tubuhku, sehingga saya harus meninggalkan partaiku dan berhenti melakukan gerakanku, irislah dadaku dan keluarkanlah darah bangsawan itu dari dalam tubuhku! Supaya Datu dan Hadat tidak terhina kalau saya diperlakukan tidak sepantasnya," lantang Opu Daeng Risadju.

Opu Daeng Risadju tertangkap oleh tentara NICA di Desa Lantoro tahun 1946. Ia dibawa ke Watampone, kabupaten Bone dengan cara berjalan kaki sejauh 40 km.

Hari-harinya banyak dilalui di penjara. Dari Bone, dipindahkan ke Sengkang, lalu ke Bajo.

Baca Juga:Breaking News: Nama Jalan Cendrawasih Kota Makassar Berubah Jadi Opu Daeng Risadju

Opu Daeng Risadju adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Kerajaan Luwu. Ia lahir di kota Palopo, Sulawesi Selatan pada tahun 1880. Putri dari Opu Daeng Mawellu dengan Muhammad Abdullah to Barengseng.

Semenjak kecil, ia lebih dikenal dengan nama Famajjah. Untuk menunjukkan identitas kebangsawanannya dari Kerajaan Luwu, disematkanlah panggilan Opu Daeng Risadju.

Opu Risadju tidak mengenal huruf latin. Sebab, tidak pernah mendapat pendidikan formal seperti sekolah Belanda. Sebagai keturunan bangsawan, ia lebih banyak belajar ilmu agama dan budaya tentang Al-Qur'an, Fiqh, nahwu, shorof, dan balaghah.

Menginjak remaja, Opu Daeng Risadju aktif di organisasi Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Ia bergabung dengan partai itu setelah berkenalan dengan pedagang ternama asal Sulawesi Selatan bernama Muhammad Yahya, yang lama tinggal di Jawa.

Opu Daeng Risadju lalu pulang kampung ke Palopo dan mendirikan organisasi PSII. Penyebarannya pun meluas.

Baca Juga:Negara Paling Banyak Dibom, Kenali Fakta Kejadian Laos saat Pengeboman

Risadju mengandalkan kekuatan keluarganya yang kenal dekat dengan masyarakat. Perekrutan anggota PSII dilakukan dengan cara menyebarkan kartu anggota bertuliskan lafadz "Asyhadu Alla Ilaha Illallah".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini