Istana Datu Luwu Kota Palopo Hancur Dihujani Tembakan, Al-Quran Dirobek dan Diinjak-injak

Pertempuran pecah di kota Palopo, Sulawesi Selatan

Muhammad Yunus
Kamis, 10 Agustus 2023 | 13:54 WIB
Istana Datu Luwu Kota Palopo Hancur Dihujani Tembakan, Al-Quran Dirobek dan Diinjak-injak
ilustrasi Perang Kemerdekaan [Suara.com/Iqbal]

Kelompok pemuda dan pejuang rakyat lantas segera membentuk organisasi pertahanan. Mereka mempersenjatai diri dengan bambu runcing, tombak, dan keris.

Kelompok pemuda kemudian membentuk Dewan Pertahanan Rakyat yang dikomandoi oleh M. Yusuf Arif. Dalam satu rapat rahasia di Surutanga (masih dalam kota Palopo) disusunlah strategi untuk menyerang markas KNIL.

Komando tersebut dibagi menjadi dua induk pasukan. Satu induk pasukan berpusat di kampung Sua-sua dipimpin oleh Andi Tenriajeng dan satu induk pasukan lagi berpusat di kampung Bua dikomandoi Badawi.

Dari hasil rapat itu, M. Yusuf Arif kemudian mengeluarkan ultimatum pertempuran yang disetujui oleh Datu Luwu Andi Jemma, selaku kepala pemerintahan Republik Indonesia Luwu, kala itu.

Baca Juga:Tugu Jogja sebagai Simbol Sejarah dan Identitas Yogyakarta

Isi ultimatum itu berbunyi "Dalam jangka waktu dua kali 24 jam, tentara Sekutu Australia harus memerintahkan kepada pasukan-pasukan KNIL atau NICA yang berkeliaran di luar dan di dalam kota Palopo, maupun bagi mereka yang sedang mengadakan patroli agar segera ditarik masuk ke dalam tangsinya bersama senjata-senjatanya".

"Apabila hal ini tidak dapat dipatuhi maka keamanan dan ketertiban bagi keselamatan dirinya tidak dapat dijamin oleh raja. Rakyat Luwu tidak bisa bersabar lagi atas kekejaman dan tindakan yang diperbuat oleh tentara KNIL".

Lalu, pada tanggal 22 Januari 1946, kondisi kota Palopo dalam sunyi senyap. Seluruh warga diungsikan diam-diam ke daerah terpencil.

Yusuf Arief, Andi Tenri Ajeng bersama-sama dengan para bekas Kaigun dan Rikugun Heiho serta pasukan dari Sua-sua yang dipimpin oleh Bedawi berencana menyerang markas KNIL keesokan harinya.

Keadaan ini rupanya diketahui oleh pasukan KNIL yang berada di Palopo. KNIL dan NICA dibantu tentara sekutu Australia pun memasang pagar kawat di sekitar markas mereka agar tidak mudah diserang.

Baca Juga:Mengenal Entong Tolo Si Pitung dari Bekasi, Rampok Tuan Tanah Bikin Senewen Penjajah Belanda

Pertempuran dipimpin M. Yusuf Arif terjadi pada 23 Januari 1946, kira-kira jam 03.00 Wita, dini hari di istana datu. Bunyi tembakan terjadi berulang kali membuat keselamatan Datu Luwu dan dua permaisuri terancam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini