Unhas dan UMI Kolaborasi Ciptakan Aplikasi Kenal Ikan Kerapu dan Kakap

Rata-rata hasil penelitian dosen hanya berakhir di publikasi ilmiah

Muhammad Yunus
Kamis, 15 Desember 2022 | 05:53 WIB
Unhas dan UMI Kolaborasi Ciptakan Aplikasi Kenal Ikan Kerapu dan Kakap
Ilustrasi: Nelayan di Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara menangkap ikan kerapu raksasa menggunakan anak panah, Selasa 31 Mei 2022 [SuaraSulsel.id/Foto Istimewa]

SuaraSulsel.id - Rata-rata hasil penelitian dosen hanya berakhir di publikasi ilmiah, jurnal, dan ruang-ruang seminar.Sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Kebanyakan hasil penelitian dosen tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, industri dan pasar. Apalagi kondisi Sulsel yang indsutri besarnya sangat kurang, yang ada hanya pegusaha dan pedagang. Jadi susah mendapatkan mitra untuk memproduksi hasil penelitian," ujar Direktur Inkubasi Bisnis Teknologi dan Science Techno Park Unhas, Prof Abu Bakar Tawali, ketika menghadiri acara peluncuran produk Aplikasi Kenal Ikan Kerapu Kakap (AKI K2), di hotel Gammara, Rabu 14 Desember 2022.

Abu Bakar mewakili Rektor Bidang IV Unhas menjelaskan, saat ini Unhas mendorong dosen dan inventor menghasilkan penelitian yang bisa langsung digunakan masyarakat, bernilai ekonomi dan sosial.

Nantinya hasil penilitian dosen diharapkan tidak hanya menghiasi publikasi dan jurnal ilmiah.

Baca Juga:10 Potret Akikah Sumehra, Keponakan Ayu Ting Ting yang Digelar Sederhana tapi Khidmat

Menurut mantan dekan Fakultas Pertanian Unhas itu, jika hasil penelitian dosen Unhas diberi bobot 1-9 untuk digunakan di masyarakat, maka kondisi saat ini nilai penelitian Unhas meraih nilai 5-6.

"Saya berharap dengan diluncurkannya AKI K2 ini, bisa membantu masyarakat, pengusaha hasil laut, dan peneliti untuk mendapatkan data akurat tentang ikan kerapu dan kakap," kata alumni Technische Universitaet Clausthal, Jerman itu.

Abu Bakar juga mengakui salah satu kendala yang dihadapi para inventor/peneliti Unhas untuk menghasilkan penelitian berkualitas dan siap diaplikasikan ke masyarakat dan industri, yakni kurangnya periset kolaborasi, yang ada periset sendiri-sendiri.

Padahal hasil dari riset kolaborasi sangat baik. Karena melibatkan beberapa ahli di berbagai bidang. Sehingga hasil penelitian yang dihasilkan lebih sempurna.

"Saya sangat mengapresiasi hasil kerja teman-teman inventor dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Teknik, Mipa Unhas, dan UMI yang telah berkolaborasi menghasilkan karya terbaik. Saya juga berterima kasih kepada mitra peneliti Kedaireka Kemendikbud yang telah memberi dukungan finansial," ujar ahli Teknologi Pangan itu.

Baca Juga:Ayu Ting Ting Minggat dari Rumah Bawa Bilqis, Umi Kalsum dan Ayah Ojak Syedih Nangis-nangis

Matching Fund Tahun 2022

Nadiarti Nurdin Ketua Tim Inventor pembuatan AKI K2, menjelaskan, hasil temuannya dan tim memudahkan pendataan jenis kerapu kakap termasuk estimasi ukuran panjang dan bobot ikan dan sudah siap digunakan untuk mendeteksi 18 jenis kerapu kakap dari 80 spesies.

Doktor bidang Ekologi dan Pengelolaan Sumberdaya Perairan ini mengklaim temuannya merupakan aplikasi pertama yang mampu merekognisi ikan kerapu kakap berbasis spesies.

“Aplikasi AKI K2 bermanfaat bagi pendata perikanan, pelaku usaha perikanan dan peneliti kerapu kakap," ucap dosen Manajemen Sumberdaya Perairan Unhas itu.

Nadiarti menjelaskan, penelitian yang mereka lakukan merupakan Program Kedaireka Matching Fund Tahun 2022 dan melibatkan beberapa peneliti di Unhas dan UMI.

Indrabayu, salah satu anggota tim inventor menjelaskan, ke depannya, aplikasi tersebut akan disempurnakan dengan memuat data lengkap 80 spesies ikan kerapu dan kakap.
Untuk saat ini baru 18 jenis kakap kerapu yang bisa diakses datanya.

“Selain bisa mendata spesies dan bobot ikan, aplikasi ini nantinya bisa digunakan untuk mendeteksi tingkat kesegaran ikan. Ini agak berat, tapi kami akan menyempurnakannya," tegas Ketua Departemen Teknik Informatika Fakultas Teknik Unhas itu.

Dia menjelaskan beberapa hari ke depan aplikasi AKI K2 sudah dapat diakses melalui play store, saat ini sedang dalam proses review oleh Google.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini