Koordinator Lembaga Partisipasi Pembangunan Masyarakat (LPPM) Maluku untuk program Perikanan Skala Kecil di Pulau-pulau Kecil Kabupaten SBB Noni Tuharea, membenarkan sasi laut di Buano Selatan merupakan yang pertama dilakukan setelah 39 tahun terhenti.
Sasi mulai diinisiasi masyarakat setempat sejak tahun 2017, tetapi baru bisa diberlakukan tahun 2022. Prosesnya dimulai dengan memperkuat kapasitas perangkat adat untuk mengelola petuanannya secara berkelanjutan.
Selain itu, inisiatif pemerintah desa bersama kepala-kepala Soa membuat aturan-aturan penguatan pengelolaan serta memastikan pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, pemetaan ekosistem penting yang perlu dilindungi.
Ada empat lokasi perairan yang di sasi sesuai jumlah Soa atau mata rumah yang menguasai perairan tradisional negeri itu, tetapi hanya 3 Soa yang wilayahnya berada di perairan.
Baca Juga:Klue Srikandi Hukum Albertina Ho? Mentahkan "Jualan" Pelecehan Seksual Ala Sambo Cs
"Mata pencarian masyarakat di Buano salah satunya adalah nelayan. Jadi kita petakan sumberdaya penting apa yang ada di sini, lokasi-lokasi penting dan strategis bagi pelestarian atau ketersediaan sumberdaya perikanan. Kemudian hasilnya didiskusikan dengan Soa untuk putuskan lokasi yang akan dilindungi," katanya.
Noni menambahkan, lokasi-lokasi yang disasi di saat ini selain penting untuk menjaga kelestarian ekosistem pesisir, namun juga merupakan wilayah-wilayah keramat masing-masing Soa di Buano Selatan. (Antara)
- 1
- 2