Pintu Kayu Ukir Tradisional Jawa Klasik Jadi Hadiah Khusus Ulang Tahun Sultan Brunei

Disampaikan dalam acara Resepsi Kepala Perwakilan Asing di Brunei Darussalam

Muhammad Yunus
Kamis, 28 Juli 2022 | 10:23 WIB
Pintu Kayu Ukir Tradisional Jawa Klasik Jadi Hadiah Khusus Ulang Tahun Sultan Brunei
Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko berbincang dengan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah dalam acara Resepsi Kepala Perwakilan Asing di Brunei yang digelar di Tarindak d’Polo, Bandar Seri Begawan pada Rabu (27/7/2022) [SuaraSulsel.id/ANTARA/HO-KBRI Bandar Seri Begawan]

SuaraSulsel.id - Pintu kayu ukir tradisional Jawa klasik yang dikenal sebagai "gebyok" terpilih sebagai hadiah khusus. Seluruh duta besar asing di Brunei Darussalam untuk Sultan Hassanal Bolkiah.

Hadiah khusus itu diberikan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Sultan Hassanal Bolkiah, demikian menurut keterangan KBRI Bandar Seri Begawan yang diterima di Jakarta, Kamis 28 Juli 2022.

Hadiah pintu "gebyok" itu disampaikan dalam acara Resepsi Kepala Perwakilan Asing di Brunei Darussalam pada Rabu (27/7) di Tarindak d’Polo, Bandar Seri Begawan.

"Kami sangat bangga akhirnya bisa mempersembahkan bingkisan indah yang kaya akan perpaduan budaya Nusantara ini. Meski pun selama pandemi terdapat keterbatasan pengiriman dan logistik, akhirnya kami dapat mengirimnya ke Brunei," kata Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko.

Baca Juga:Hasil Piala AFF U-19 2022: Filipina Hantam Brunei 5-0

"Hadiah ini telah disiapkan sejak 2021 untuk dipersembahkan pada HUT ke-75 Sultan (Brunei), namun karena pandemi kegiatan penyerahan ditunda sampai dengan tahun ini," ujarnya.

Resepsi peringatan HUT Sultan Hassanal Bolkiah bersama para dubes asing merupakan kegiatan rutin tahunan dengan hadiah yang dipersiapkan secara bergiliran dari setiap kawasan.

Untuk kali ini, para dubes kawasan Asia Tenggara didapuk memilih hadiah untuk Sultan, dan setelah berbagai pertimbangan, terpilihlah gebyok usulan dari Dubes Sujatmiko, demikian menurut keterangan KBRI Bandar Seri Begawan.

Selain untuk memperkenalkan keindahan gebyok beserta filosofinya, persembahan karya ukiran ini diharapkan juga akan mempromosikan produk kerajinan Indonesia berkualitas tinggi kepada warga Brunei, kata Sujatmiko.

Setelah persembahan hadiah, Sultan Hassanal Bolkiah berkesempatan menyapa dan berbincang dengan para duta besar asing secara bergiliran.

Baca Juga:Viral, Insiden Mati Lampu Stadion Patriot Candrabhaga saat Duel Thailand Vs Brunei Darussalam Berlangsung

"Kami berterima kasih kepada Duta Besar Oman Ahmed bin Hashil Al-Maskari sebagai dean dan kepala perwakilan diplomatik lainnya atas kepercayaan dan dukungan mereka selama proses pengiriman dan penyampaian hadiah ini," ucap Sujatmiko.

"Saya berharap semoga persembahan gebyok ini akan selalu berada di hati Seri Baginda Sultan dan masyarakat Brunei Darussalam," lanjutnya.

Menurut KBRI, gebyok yang diberikan untuk Sultan Brunei itu dibuat oleh perajin dari Jepara selama kurang lebih dua bulan dan terbuat dari kayu jati solid berdimensi panjang 3 meter dan tinggi 2,7 meter.

Pada bagian atas gebyok yang diberikan itu terdapat lambang Sultan Hassanal Bolkiah, sementara pada kerangka intinya terdapat ukiran kaligrafi Arab dua kalimat Syahadat serta Lafzhul Jalaalah (Allah) dan nama Nabi Muhammad di kedua sisinya.

Pintu dan panel samping gebyok diukir dengan hiasan dekoratif bunga yang menggabungkan dua gaya ukiran Jawa. Pintunya diukir dengan motif khusus yang disebut "Majapahitan" dan panelnya diukir dengan motif bunga mawar yang merupakan motif krawangan Kudusan.

Kombinasi motif Majapahit dan Kudusan itu mengandung makna simbolis dan historis mendalam. Karena motif pertama mewakili periode pra-Islam kuno di Nusantara, sedangkan motif kedua mewakili periode Islam Nusantara yang didirikan oleh sembilan tokoh ulama penyebar ajaran agama Islam di Nusantara (Wali Sanga).

Sebagai karya seni kriya tradisional, gebyok memadukan unsur seni asli Nusantara dengan pesan-pesan keagamaan. Gebyok juga sarat dengan simbolisme spiritual dan sosial yang pada masa lalu digunakan sebagai pintu utama atau partisi ruangan pada rumah tradisional Jawa.

Seiring berjalannya waktu, nilai fungsional dan artistik gebyok lebih diutamakan dalam penggunaannya pada gerbang, koridor, partisi, ataupun sebagai aksentuasi dekorasi interior pada ruangan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini