Apoteker Didorong Kembangkan Sains dan Teknologi Kesehatan Preventif

Apoteker memegang peran fundamental dalam pengembangan sains dan teknologi

Muhammad Yunus
Rabu, 27 Juli 2022 | 08:46 WIB
Apoteker Didorong Kembangkan Sains dan Teknologi Kesehatan Preventif
ilustrasi ahli kimia [shutterstock]

Berdasarkan hasil riset Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/HO) dan Kementerian Kesehatan menyatakan, 25 persen masyarakat Indonesia merupakan perokok. Setidaknya, terjadi peningkatan jumlah perokok di Indonesia sebanyak 8,8 juta orang atau 14,5 persen dalam kurun waktu dari 2011-2021. Saat ini, angka perokok di Indonesia mencapai 69,1 juta jiwa.

Nikotin memang memiliki sifat adiktif terhadap konsumennya. Namun, Aswad mengatakan nikotin juga memberikan dampak positif bagi penderita Alzheimer. Artinya, nikotin juga berperan dalam menjaga memori.

“Senyawa bioaktif yang digunakan secara luas di masyarakat seperti nikotin perlu mendapatkan perhatian dari sains farmasi untuk dapat menilai risk and benefit dari penggunaan senyawa bioaktif tersebut dalam berbagai aspek,” kata Aswad.

Dalam kesempatan yang sama, Diana Laila Ramatillah, Apoteker dari Universitas 17 Agustus menambahkan, terdapat banyak senyawa bioaktif yang bisa terus dieksplorasi di alam Indonesia dan berpotensi mendatangkan manfaat yang besar. Namun dalam pemanfaatannya tentu diperlukan kehati-hatian.

Baca Juga:Blak-blakan Video Wasit Thoriq Alkantiri Akui Sepak Bola Indonesia Butuh VAR, Ini Penjelasannya

Diana mencontohkan salah satu senyawa bioaktif di luar nikotin yang bisa diteliti lebih jauh adalah cinnamon oil atau minyak kayu manis.

Namun, pada pemanfaatannya perlu diingat bahwa minyak kayu manis murni dapat menimbulkan risiko, beberapa di antaranya adalah iritasi kulit ketika dicampur secara langsung dengan air mandi dan membakar selaput lendir serta kerongkongan untuk penggunaan oral.

Oleh sebab itu, perlu peran aktif para apoteker dalam mengeksplorasi bahan bioaktif untuk semakin ditingkatkan guna mengetahui potensi dan dampaknya terhadap kesehatan.

“Di sinilah peran apoteker untuk terus mengeksplorasi beragam senyawa bioaktif yang bisa ditemukan di alam. Memilah potensi risiko untuk mengeliminasi dampak dan cara pemanfaatan yang tepat sehingga bisa mendapatkan manfaat sepenuhnya,” kata Diana.

Dewan Pakar IAI dan Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada, Profesor Edy Meiyanto mengatakan, tantangan yang dihadapi apoteker sekarang ini adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan produk.

Baca Juga:Universitas Indonesia Pamer Bus Listrik pada PEVS 2022, Apa Kecanggihan Teknologinya?

Kedua hal tersebut perlu ditingkatkan secara berkelanjutan oleh para apoteker. Sebab, kesehatan preventif menjadi tren ke depannya oleh para pemerhati kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini