‘Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendukung sistem pelayanan kesehatan dan mengutamakan perlindungan bagi masyarakat lanjut usia yang beresiko lebih tinggi mengalami gejala lebih parah” kata Matsuno.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Shigeyuki Goto mengatakan bahwa saat ini belum diperlukan pembatasan.
Pemerintah, lanjut dia, dapat menggunakan langkah-langkah efektif, termasuk membatasi kegiatan masyarakat, jika tingkat hunian tempat tidur rumah sakit diperkirakan mendekati batas.
Di Prefektur Osaka, kasus baru menyentuh angka 21.976. Jumlah kasus itu mencetak rekor setelah melampaui angka tertinggi sebelumnya yaitu 15.291 pada 11 Februari lalu.
Baca Juga:Calon Penumpang di Bandara Abdulrachman Saleh Malang Diwajibkan Vaksin Booster
Gubernur Hirofumi Yoshimura mengimbau para pemuda untuk mendapatkan vaksin penguat (booster) COVID-19.
Ia mengatakan sistem medis berada dalam tekanan saat ini.
Prefektur Kanagawa, dekat Tokyo, mencatat jumlah kasus harian mencapai 11.443 kasus melewati angka 10 ribu untuk pertama kalinya. Jumlah kasus di Prefektur Aichi, Jepang tengah, mencapai angka 13.628, dua kali lipat dari hari Sabtu lalu yang hanya 7.269 kasus.
Kenaikan kasus COVID-19 di Jepang terjadi menjelang liburan musim panas, Lebih banyak masyarakat diperkirakan melakukan perjalanan di akhir Juli hingga Agustus saat sekolah libur dan pegawai kantor melakukan liburan musim panas, sehingga berpotensi meningkatkan risiko infeksi yang lebih luas.
“Pandemi sepertinya tidak pernah berakhir, aku tidak bisa berbincang dengan rekan saat bekerja dan itu membuat stress” ungkap Fukuko Nakamura, seorang petugas kebersihan berusia 70 tahun dari wilayah barat daya Jepang.
Baca Juga:Covid-19 Masih jadi Ancaman, SMPN 85 Pondok Labu Dilockdown 10 Hari usai 3 Siswa Positif Terpapar
Kasus infeksi di Jepang relatif rendah hingga pertengahan Juni tetapi mulai meningkat saat varian BA.5 melanda negeri sakura itu.