Kerbau Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di Toraja Terus Bertambah, Petugas Mengaku Kewalahan

Jumlah kerbau yang positif PMK saat ini mencapai 129 ekor

Muhammad Yunus
Selasa, 12 Juli 2022 | 16:18 WIB
Kerbau Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku di Toraja Terus Bertambah, Petugas Mengaku Kewalahan
Sampel darah dan liur kerbau diperiksa. [Berita Bali//Istimewa]

SuaraSulsel.id - Jumlah kerbau yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Toraja terus bertambah.

Hingga Selasa, 12 Juli 2022, pemerintah mencatat jumlah kerbau yang positif PMK saat ini mencapai 129 ekor. 101 ekor di Toraja Utara dan 28 ekor di Tana Toraja.

Kepala Dinas Peternakan Toraja Utara Lukas Datubarri mengaku pihaknya tak bisa berbuat banyak. Untuk mengatasi PMK di Toraja Utara. Mereka hanya berupaya menekan wabah dengan menghentikan jalur keluar masuk bagi hewan ternak.

"Kami sangat keterbatasan dana. Jadi hanya isolasi semua perbatasan dan kasih vitamin. Sekarang kami lagi kewalahan karena obat," kata Lukas saat dikonfirmasi SuaraSulsel.id, Selasa 12 Juli 2022.

Baca Juga:Mendes Larang Dana Desa Dipakai untuk Bayar Ganti Rugi Ternak Mati karena PMK

Lukas mengaku tak punya obat-obatan untuk hewan yang terjangkit PMK. Mereka sudah minta ke provinsi dan pusat tapi belum dapat juga.

"Kami heran kenapa terlambat sementara penyebaran semakin meluas. Ketersediaan obat-obatan tidak ada. Kami sudah minta tapi tidak tahu kenapa belum turun ke lapangan," ungkapnya.

Ia menambahkan sedang menggelar rapat untuk rencana ganti rugi. Namun, mereka tak punya uang.

Pemkab Toraja Utara kemudian akan mengusulkan agar pemerintah pusat bisa membantu. Rencananya ganti rugi Rp10 juta per ekor. Jika pengusulan itu disetujui.

Namun, untuk syarat ganti rugi adalah hewan ternak itu harus dimusnahkan. Mereka dipaksa untuk mati.

Baca Juga:Berkurban Tanpa Pamer di Sosmed, Lesti Kejora dan Rizky Billar Dipuji oleh Netizen

"Tapi kami tidak bisa serta merta musnahkan. Nilai ekonomi kerbau di Toraja itu sangat tinggi apalagi kalau dengan kompensasi Rp10 juta" jelasnya.

Ia mengaku sudah bertemu dengan semua peternak yang kerbaunya terjangkit PMK. Beberapa peternak meminta agar kerbau itu tetap dirawat.

"Peternak minta ini ditangani serius. Apalagi masih ada 300 ekor kerbau yang tertahan di pasar Bolu karena kita isolasi," kata Lukas.

Kepala Dinas Peternakan Pemprov Sulsel Nurlina Saking menambahkan sudah menghentikan jalur ternak masuk ke Sulsel sejak 5 Juli 2022. Pihaknya juga berencana segera melakukan vaksinasi.

"Kita mendapatkan bantuan vaksin dari pemerintah pusat Kementan itu sebanyak 15 ribu dosis," ujar Nurlina.

Vaksin itu akan disalurkan terlebih dahulu ke Toraja Utara dan Tana Toraja. Setelah itu ada Bone dan Bantaeng.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini