Ia mengatakan, pada gempa 5,8 magnitudo yang terjadi pada 8 Juni 2022 ini, masyarakat yang rumahnya rusak dan terdampak gempa akan didata sebagai korban terdampak gempa pada tahap III.
Pemerintah Pusat berharap, agar pemerintah Sulbar dan Pemerintah Kabupaten Mamuju dan Majene juga mempercepat pendataan rumah warga yang rusak akibat gempa berkekuatan 5,8 magnitudo ini.
Karena rumah warga yang rusak tahap III ini, akan diupayakan penyaluran bantuan perbaikan rumah bersamaan dengan penyaluran bantuan gempa tahap II baik di Kabupaten Mamuju maupun di Kabupaten Majene.
Besarnya bantuan perbaikan rumah yang akan disalurkan pada tahap II dan III untuk setiap rumah korban, untuk kategori berat Rp50 juta, kategori sedang Rp25 juta dan kategori ringan Rp10 juta.
Baca Juga:22 Tenda Darurat Dibangun di Salunangka, Terdampak Gempa Mamuju Cukup Parah
Untuk bantuan gempa tahap I telah dicairkan dan diterima 9.000 warga Mamuju yang rumahnya rusak akibat gempa pada 15 Januari 2021 lalu, dengan total bantuan Rp209 miliar dari BNPB, dan selanjutnya bantuan tahap II juga akan disalurkan.
Kepala BNPB mengatakan bencana gempa di Sulbar yang melanda Kabupaten Mamuju dan Majene, telah melalui tanggap darurat selama satu pekan sejak 8 Juni hingga 14 Juni 2022, dan salah satu fungsinya, mendata rumah rusak akibat gempa agar dapat ditangani dan diberikan bantuan.
BNPB pusat juga memberikan bantuan dana siap pakai (DSP) sebesar Rp1 miliar untuk penanganan bencana gempa di Sulbar. Bantuan tersebut diserahkan kepada pemerintah Sulbar Rp250 juta.
Kemudian untuk Polda Sulbar Rp100 juta, untuk Danrem 142 Tatag Mamuju Rp150 juta, dan pemerintah Kabupaten Mamuju dan Majene masing masing Rp Rp250 Juta.
Perkuat koordinasi
Baca Juga:Wakil Bupati Majene Imbau Warga Kembali ke Rumah Masing-masing
Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Akmal Malik mengatakan kehadiran Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat Letnan Jendral (Letjend) TNI Suharyanto akan memberikan kekuatan bagi masyarakat Sulbar menghadapi bencana gempa.