Pelajar SMA 1 Kontunaga Kembali Berunjuk Rasa Tuntut Kepala Sekolah Dicopot

Siswa menyegel sekolah yang terletak di Desa Mabodho

Muhammad Yunus
Selasa, 07 Juni 2022 | 13:23 WIB
Pelajar SMA 1 Kontunaga Kembali Berunjuk Rasa Tuntut Kepala Sekolah Dicopot
Pelajar SMA 1 Kontunaga, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara melanjutkan aksi unjuk rasa. Menolak Kepala Sekolah Asmaltifa [Telisik.id]

SuaraSulsel.id - Pelajar SMA 1 Kontunaga, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara melanjutkan aksi unjuk rasa. Menolak Kepala Sekolah Asmaltifa.

Mengutip Telisik.id -- jaringan Suara.com, siswa menyegel sekolah yang terletak di Desa Mabodho itu. Pintu pagar digembok sejak pukul 06.30 Wita.

Dalam lingkungan sekolah hanya ada para pelajar. Sementara guru-guru dilarang masuk oleh siswa.

Aksi yang dilakukan pejalar itu sebagai bentuk protes terhadap pengelolaan dana di sekolah yang dilakukan Kepala Sekolah Asmaltifa. Diniali tidak transparan.

Baca Juga:Pemkab Maros Kolaborasi ICW dan YASMIB Sulawesi Berantas Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa

Seperti pengalihan dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) tahun 2021 sebesar Rp100 juta dari rekening sekolah ke rekening pribadi.

"Kita hanya minta agar Kepala Sekolah dicopot. Setiap kali kita ingin membuat kegiatan, alasannya tidak ada uang," kata Dwiki Juliansyah, Ketua Osis SMA 1 Kontunaga, Selasa 7 Juni 2022.

Najirun, salah seorang guru mengungkapkan, pagar dikunci sejak pagi. Buntutnya, para guru tidak bisa masuk. Sehingga proses ulangan semester tidak dilakukan.

"Pagar dikunci dari tadi pagi, kami tidak bisa masuk," kata Najirun.

Najirun mengaku, apa yang menjadi tuntutan pelajar pada Senin (5/6/2022), telah selesai dijelaskan oleh Kepala Sekolah dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara, Yamir. Namun, lagi-lagi para pelajar tidak mau terima dan menuntut Kepala Sekolah tetap dicopot.

Baca Juga:Periksa Pejabat PT Antam Hardianto Tumpak Manurung, KPK Usut Proses Kerja Sama hingga Audit Internal Olahan Logam

"Tuntutan mereka hanya minta Kepala Sekolah dicopot," terangnya.

Pagar baru dibuka sekitar pukul 10.13 Wita saat Kepala Cabang Dikbud Sultra, Yamir datang menemui para pelajar.

Kata Yamir, pergantian Kepala Sekolah bisa dilakukan ketika ada kesalahan yang fatal dilakukan.

"Tergantung kesalahannya," kata Yamir.

Sementara itu, Kabid SMA Dikbud Sultra, La Samahu menegaskan, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah terkait persoalan yang terjadi di SMA 1 Kontunaga. Terkait tuntutan pelajar untuk mencopot Kepala Sekolah, akan ditindaklanjuti.

"Setalah kunjungan presiden, baru ditindaklanjuti. Pak Kadis masih fokus di Wakatobi," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini