Ditanam Tahun Lalu, Begini Kondisi Terumbu Karang di Laut Pulau Samalona

Terumbu karang yang ditanam untuk memeringati HUT Kemerdekaan RI ke-76

Muhammad Yunus
Sabtu, 26 Maret 2022 | 06:15 WIB
Ditanam Tahun Lalu, Begini Kondisi Terumbu Karang di Laut Pulau Samalona
Terumbu karang di Pulau Samalona, Kota Makassar, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Pelindo dan Dolphin Diving Club]

SuaraSulsel.id - Terumbu karang yang ditanam untuk memeringati HUT Kemerdekaan RI ke-76 tahun lalu terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.

Melalui kerja sama Pelindo dengan Dolphin Diving Club (DDC), terumbu karang yang ditanam di perairan Pulau Samalona wilayah Kota Makassar ini memiliki kelangsungan hidup yang sangat optimal.

Hal tersebut diketahui dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh DDC sejak Desember hingga Februari 2022. Dalam pengamatannya, kelangsungan hidup karang hasil transplantasi ini dapat dikatakan sangat optimal. Karena nilai rerata dari tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan menunjukkan nilai 88,89%.

Department Head TJSL Subholding Pelindo Jasa Maritim Supriyadi Ratman mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari aktivitas yang sudah dilakukan sejak 2021 lalu yang hingga sekarang masih terus dimonitoring oleh pihaknya melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Baca Juga:PT Pelindo Multi Terminal Akan Kelola Pelabuhan Makassar Mulai 1 April 2022

“Bibit karang untuk transplantasi berasal dari terumbu karang di sekitar lokasi transplantasi. Jenis karang yang dipilih adalah jenis karang bercabang (branching) karena jenis-jenis tersebut umumnya memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Bibit kita ini tumbuhnya sudah sekitar 1 sampai 3 cm,” jelas Supriyadi, Jumat 25 Maret 2022.

Aksi yang telah dilakukan sejak tahun lalu dan berkolaborasi dengan DDC sebagai pecinta lingkungan hidup ini merupakan salah satu upaya rehabilitasi dan transplantasi terumbu karang di kawasan Pulau Samalona yang dianggap perlu dan bisa dijadikan areal konservasi terumbu karang pada nantinya.

Mitra Pelindo Group yang juga merupakan Ketua Dolphin Diving Club, Arwin menjelaskan, kegiatan pemantauan yang utama adalah pengamatan kesintasan (survival rate) fragmen karang transplantasi dan penggantian (penyulaman) fragmen karang yang mati.

“Penempatan dan pengaturan posisi media transplantasi (rangka spider) serta penanaman dan pemantauan kondisi karang di lokasi dilakukan dengan cara penyelaman SCUBA atau Self Contained Underwater Breathing Apparatus,” terangnya.

“Pengikatan karang transplan pada media menggunakan tali plastik (cable tie), yang bertujuan untuk menguatkan posisi fragmen karang transplantasi pada substrat agar tidak mudah lepas atau berubah posisi saat terhantam arus laut,” lanjut Arwin.

Pemantauan terumbu karang di Pulau Samalona, Kota Makassar, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Pelindo dan Dolphin Diving Club]
Pemantauan terumbu karang di Pulau Samalona, Kota Makassar, Sulawesi Selatan [SuaraSulsel.id/Dokumentasi Pelindo dan Dolphin Diving Club]

Cable tie, tutur Arwin, dipilih sebagai pengikat karena bersifat ringan, tahan lama, mudah digunakan dan tidak mudah terlepas.

Baca Juga:IPC Terminal Petikemas Resmi Buka Rute Langsung Indonesia - China

Dia menambahkan, selain transplantasi terumbu karang, pihaknya juga melakukan penanaman pohon dan pengelolaan sampah melalui kegiatan bersih pantai di Pulau Samalona, wilayah Kota Makassar yang juga ditanam pada saat HUT Kemerdekaan RI tahun lalu.

Tahun lalu, sebelum Pelindo IV melakukan merger, penanaman dilakukan bekerja sama dengan Dolphin Diving Club yang terpilih sebagia mitra Pelindo yang memiliki perhatian yang serius terhadap kelestarian lingkungan. Hal tersebut dipantau secara berkala agar bibit transplantasi ini terjaga dan terus tumbuh sesuai harapan.

Direktur Utama Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM), Prasetyadi mengungkapkan, sebagai insan maritim, aksi nyata untuk pelestarian lingkungan utamanya harus terus ditumbuhkan dan didorong, apalagi yang berhubungan dengan kelangsungan hidup biota laut.

“Salah satu kekayaan yang bernilai tinggi ialah sumber daya terumbu karang beserta komponen ekosistemnya. Terumbu karang merupakan rumah bagi biota laut dan merupakan ekosistem di dunia yang paling rapuh dan mudah punah. Oleh sebab itu, mari kita bersama-sama melakukan pelestarian yang berkelanjutan,” pungkas Prasetyadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini