SuaraSulsel.id - Kisah Mega Armini, bidan di Desa Bontojai Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, menggugah hati banyak orang. Ia rela menerjang banjir bandang demi membantu ibu hamil yang hendak melahirkan.
Perjuangannya bertaruh nyawa diunggah Mega di akun facebooknya. Dalam video itu, Mega melintasi sungai berarus deras.
Banjir menyebabkan air sungai naik setinggi paha orang dewasa. Ibu satu anak itu dibantu oleh tiga bocah untuk menyeberang agar tidak terbawa arus.
"Semua demi tugas dan tanggung jawab. Sebenarnya takut juga karena arus deras," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu, 19 Maret 2022.
Baca Juga:Jenazah Bidan Sweetha dan Anaknya yang Dibunuh Sang Pacar Rencana Akan Dimakamkan di Minggir
Mega mengaku video itu diambil pada Jumat, 17 Maret 2022. Saat itu ada ibu hamil yang menelpon hendak melahirkan.
Namun karena kondisi jalanan yang tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan bermotor, ia terpaksa jalan kaki. Ia memilih untuk menerjang banjir walau berarus deras.
"Banjirnya tinggi sekali sehingga rawan kalau dipaksa pakai motor. Licin juga karena kondisi jalannya," tambahnya.
Ia mengaku ini bukanlah kejadian yang pertama kalinya. Sebelumnya, Mega pernah ditelpon jam 1 malam karena ada ibu hamil yang hendak melahirkan.
Sementara untuk sampai ke rumah pasien butuh waktu hampir satu jam. Pernah pula ada pasien yang terpaksa ditandu menggunakan sarung demi mendapatkan pengobatan di puskesmas.
Baca Juga:Keluarga Bidan Sweetha Berharap Pelaku Pembunuhan Dihukum Mati
"Beruntungnya sekarang karena sudah ada jaringan masuk. Jadi kalau ada pasien cukup mereka telpon, saya yang datangi," tambahnya.
Mega sendiri sudah mengabdi sebagai bidan desa selama 10 tahun. Ia berharap setidaknya ada perhatian pemerintah untuk fasilitas kesehatan di desa tempatnya bertugas.
Sebab jarak puskesmas di desa tersebut sangat jauh. Puskesmas itu satu-satunya fasilitas kesehatan yang bisa diakses masyarakat, tetapi butuh waktu dua jam perjalanan.
"Itu sudah tugas dan tanggung jawab saya sebagai bidan. Saya tidak bisa menolak jika ada yang minta tolong," tukasnya.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing