WNA Asal China Diduga Jadi Korban Pembunuhan di Gorontalo

Civil Engineer pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidrolik

Muhammad Yunus
Minggu, 06 Februari 2022 | 16:30 WIB
WNA Asal China Diduga Jadi Korban Pembunuhan di Gorontalo
WNA asal China diduga menjadi korban pembunuhan rekan kerja di rumah sakit. Setelah membunuh korban, pelaku lantas bunuh diri [Gopos.id]

SuaraSulsel.id - Dua WNA asal China inisial LC (35 tahun) sebagai Civil Engineer pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidrolik (PLTMH) Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango bersama rekan kerjanya LZ (41 tahun).

Mengutip Gopos.id -- jaringan Suara.com, dua WNA meninggal dunia di Rumah Sakit Tombulilato Bone Bolango pada Sabtu malam sekitar pukul 19.00 WITA (5/2/2022).

LC ditemukan dalam posisi tergantung pada tali di salah satu sisi jendela rumah sakit. Sedangkan LZ ditemukan tergeletak di lantai dengan bersimbah darah dibagian kepala di kamar yang sama.

Kapolda Gorontalo Irjen Pol Akhmad Wiyagus, melalui Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Pol. Wahyu Tri Cahyono mengungkapkan saat ini Ditreskrimum Polda Gorontalo bersama Satreskrim Polres Bone Bolango sedang mengusut tuntas kematian dua WNA asal Tiongkok ini.

Baca Juga:Korban Pembunuhan di Bekasi Nurut Diikat hingga Dibakap, Ternyata Pelaku Jagoan di Sekolahnya Dulu

“Usai mendapatkan informasi terkait meninggalnya Dua WNA asal Tiongkok tersebut, Dirreskrimum, Dir Intelkam, Kapolres Bone Bolango dan Kasatreskrim Polres Bone Bolango bersama tim Inafis Polda Gorontalo semalam langsung mendatangi TKP guna menyelidiki dan mengusut tuntas kasus ini,” ungkapnya, Ahad (6/2/2022).

Lanjutnya, Dugaan sementara WNA atas nama LC meninggal karena bunuh diri. Karena berdasarkan informasi dari keterangan para saksi yang bersangkutan sudah tiga kali melakukan percobaan bunuh diri akibat depresi, pertama pada tanggal 23 Januari 2022 lalu yang bersangkutan mencoba melompat dari atas menara crane saat melaksanakan pekerjaan PLTMH.

Selanjutnya tanggal 24 Januari pada saat akan melakukan swab antigen karena akan dikembalikan ke negaranya, yang bersangkutan melarikan diri dan pada saat akan diamankan, memukul kepala sendiri dengan batu.

Kemudian pada tanggal 25 Januari saat dalam perawatan di RS Tombulilato , yang bersangkutan membenturkan kepala ke dinding. Sehingga diborgol dan dijaga oleh dua orang rekan kerjanya atas nama LZ dan FB.

“Sementara itu LZ berdasarkan hasil keterangan para saksi dan hasil oleh TKP sementara merupakan korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh rekannya LC,” ucapnya.

Baca Juga:Berani Jual Obat Tanpa Resep Dokter, Pemuda di Kota Gorontalo Ditangkap Polisi

“Dari keterangan saksi FB, Awalnya LC menyuruhnya untuk membeli makanan di luar sekitar pk 18.30 WITA, dugaan sementara pada saat ditinggal berdua dengan LZ (korban pembunuhan), LC meminta ijin ke kamar mandi, sehingga borgol yang dikenakan kepadanya dilepas oleh rekannya tersebut hal ini dikuatkan dengan ditemukannya HP di kamar mandi,” imbuhnya.

Wahyu menerangkan, selanjutnya usai dari kamar mandi saat akan dipakaikan borgol oleh rekannya, LC justru menyerang rekannya tersebut. Dugaan ini berdasarkan bentuk luka LZ di kepala dan wajah serta darah di tangan LC.

Hal ini dikuatkan oleh saksi yang berada di ruang perawatan sebelah TKP, yang mendengar adanya suara pukulan dan erangan dari kamar TKP.

“Diduga LC menyerang menggunakan borgol, dan selanjutnya menutup kepala LZ dengan menggunakan kain, dan membersihkan diri ke kamar mandi sambil membuang celana pendek bernoda darah lewat lubang angin kamar mandi, dugaan ini berdasarkan adanya bekas darah di kamar mandi dan adanya celana pendek milik LC dengan berlumur darah diluar tembok dibawah lubang angin kamar mandi,” urainya.

Wahyu menjelaskan diduga setelah membunuh rekannya LZ, LC melakukan bunuh diri dengan cara menggantung diri di kusen jendela kamar perawatan kelas 1 Baronang dengan menggunakan tali nilon.

“Dugaan ini berdasarkan olah TKP tidak ada pihak luar yang mengakses kamar TKP sebelum ditemukan oleh saksi FB, berdasarkan informasi dokter yang merawat bahwa Lyu Changjian (korban bunuh diri) menderita psikotik akut,” ujar Wahyu.

Terakhir dirinya menyampaikan, adapun tali tambang nilon, berdasarkan keterangan saksi merupakan alat kerja saksi yang berada di kamar, sehubungan dengan rencana pemulangan LC sehingga barang pribadi dan alat kerja dibawa serta.

“Ini masih kita dalami, dugaan-dugaan di atas berdasarkan dari hasil olah TKP, keterangan saksi, bukti-bukti yang ditemukan di TKP, saat ini terhadap keduanya akan dilakukan otopsi guna memastikan penyebab kematiannya,” katanya.

“Kita juga telah berkoordinasi dengan Divhubinter Polri untuk dapat memberikan informasi kepada Kedutaan Besar RRC mengenai terjadinya peristiwa yg menimpa WNA RRC, sekaligus untuk diteruskan kepada keluarga kedua korban.Untuk pelaksanaan otopsi menunggu konfirmasi dari Divhubbinter Polri yang berkoordinasi langusng dengan kedutaan RRC,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini