Kampus UMI dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Perkuat Kerja Sama

Kerja sama dalam berbagai program

Muhammad Yunus
Senin, 24 Januari 2022 | 14:10 WIB
Kampus UMI dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Perkuat Kerja Sama
Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Promosi UMI Prof Dr Ir Muhammad Hattah MS (kiri) bersama pengurus BPP KSS [SuaraSulsel.id/Antara]

SuaraSulsel.id - Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan sepakat memperkuat kerja sama dalam berbagai program ke depan.

Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Promosi UMI Prof Muhammad Hattah mengatakan program yang akan dilaksanakan fokus menguatkan peran kedua lembaga. Untuk menjaga dan mengangkat peran dan kontribusi Komunitas Bugis-Makassar di kancah nasional dan internasional.

"Sejarah mencatat, tokoh Komunitas Bugis-Makassar telah mengambil bagian penting dan menorehkan catatan sebagai pejuang dan figur penting dalam berbagai aspek kehidupan pada tingkat lokal, nasional dan internasional," katanya di Makassar, Senin 24 Januari 2022.

Hanya jika melihat fenomena saat ini, kata dia, dominasi tokoh dari kalangan Komunitas Bugis-Makassar cenderung mengalami penurunan.

Baca Juga:Nomor Kontak Bantuan Pengawalan Mobil Jenazah dan Ambulans di 24 Kabupaten/Kota Sulawesi Selatan

Pada era tahun 1980-an sampai dengan era akhir tahun 1990-an tokoh Komunitas Bugis-Makassar menduduki posisi penting pada sejumlah kementerian yang kemudian memunculkan idiom yang dikenal dengan sebutan Semua Dari Makassar disingkat SDM.

HM Jusuf Kalla salah satu contoh yang berhasil menjadi Wakil Presiden RI pada periode 2004 – 2009 dan 2014 -2019.

Pada masa mendatang Komunitas Bugis-Makassar masih memerlukan tokoh dengan kapasitas setara dengan HM Jusuf Kalla yang tidak hanya berhasil menjadi Wakil Presiden selama dua periode, pernah menjabat menteri serta sukses memainkan peran penting dalam penyelesaian berbagai permasalahan di Indonesia dan konteks global.

"Kapasitas dan kompetensi Komunitas Bugis-Makassar tidak diragukan tetapi perlu terus dikembangkan sejalan dengan spirit zaman yang cenderung berubah semakin cepat, tidak menentu, semakin kompleks, dan ambigu," katanya.

Prof Hattah juga menambahkan bahwa berdasarkan Teori Praktek Sosial ada tiga hal yang menentukan dominasi ketokohan seseorang, yaitu habitus, modal dan arena.

Baca Juga:Satu Orang Warga Takalar Terkonfirmasi Positif Omicron

Pendekatan tersebut akan dikembangkan dalam melakukan transformasi Komunitas Bugis-Makassar sehingga dapat merawat dan melestarikan eksistensinya pada konteks daerah, nasional dan global.

Hal tersebut adalah ikhtiar jangka panjang yang akan dikelola dan dikembangkan dalam kerjasama Universitas Muslim Indonesia dan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Sulawesi Selatan sejalan dengan spirit zaman.

Lanjut dikatakan, isu yang hangat diperbincangkan saat ini tentang pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Pulau Kalimantan tepatnya di wilayah Kalimantan Timur.

Rencana pemindahan IKN tersebut sangat strategis bagi Komunitas Bugis-Makassar berdasarkan tinjauan demografi, geografis, dan ekonomi sehingga diperlukan kontribusi peran dan kontribusi nyata untuk mendukung keberhasilan pemindahan IKN.

Sementara itu, Pengurus BPP KKSS Prof Awaluddin, bersyukur UMI dengan BPP KKSS konsisten dan mendesain program kreatif dan inovatif sesuai dengan isu aktual yang berkembang, termasuk isu Ibu Kota Negara Baru Nusantara.

Isu ini menarik untuk dikaji, dan mengadopsi pandangan para tokoh Komunitas Bugis-Makassar yang selama ini ikut andil dalam percaturan bangsa dan kancah global. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini