Masyarakat Papua juga menjadikan babi sebagai santapan wajib setiap ada acara adat. Bahkan jadi simbol status sosial masyarakat.
Tidak heran, rata-rata perantau di Papua menjadikan beternak babi sebagai salah satu mata pencaharian mereka. Apalagi merawatnya tidaklah susah.
Babi hanya dibiarkan berkeliaran di jalanan. Bahkan kebun untuk mencari makan sendiri. Namun ditandai.
"Asal jangan ditabrak. Kalau ditabrak, diganti rugi dua kali lipat dari harga Rp30 juta. Beda lagi kalau babi betina, harus ganti rugi dihitung dari jumlah puting susunya," jelas Ilyas yang mengaku tinggal di Papua.
Baca Juga:Satgas Nemangkawi Tembak Penjual Amunisi di Papua Dengan Timah Panas
Kontributor : Lorensia Clara Tambing