"Tim melakukan interview pada pada tanggal 11 Oktober 2021 dan didapati keterangan bahwa terjadi peradangan di sekitar vagina dan dubur. Sehingga, ketika dilihat ada peradangan pada vagina dan dubur, diberikan antibiotik dan parasetamol obat nyeri. Kemudian juga, hasil interview disarankan kepada orangtua korban dan juga ke tim supervisi, agar dilakukan pemeriksaan lanjutan pada dokter spesialis kandungan. Ini masukan dari dokter Imelda untuk dapat memastikan perkara tersebut," sambungnya.
Tidak sampai di situ, tim juga disebut melakukan pemeriksaan ke P2TP2A Pemda Luwu Timur. Hasilnya disebutkan tidak adanya tanda-tanda trauma dari ketiga anak terhadap ayahnya.
"Tim melakukan interview dengan petugas P2TP2A Pemda Luwu Timur, yaitu Saudari Yuleha dan Saudari Hirawati yang telah melakukan asesmen dan konseling pada Saudari RS dan ketiga anaknya. Di mana kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2019, 9 Oktober 2019 dan 15 Oktober 2019 dengan hasil kesimpulan, tidak ada tanda-tanda trauma pada ketiga korban terhadap ayahnya," tuturnya.
Sikap LBH Makassar
Baca Juga:Rape Culture, Penyangkalan atas Dugaan Perkosaan Anak di Luwu Timur
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Makassar meminta Mabes Polri untuk membuka kembali kasus dugaan pencabulan terhadap tiga orang anak di Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Penyebabnya, kuasa hukum pelapor menilai penyidik Polres Luwu Timur yang menangani kasus tidak bekerja secara profesional.
Direktur LBH Makassar, Muhammad Haedir mengatakan alasan kuasa hukum korban tidak mempercayai Polres Luwu Timur karena mereka terbukti tidak mampu menjaga identitas para korban. Sehingga, dinilai tidak profesional dalam menangani kasus perkara anak.
"Satu hal kenapa kami sudah tidak mempercayai Polres Luwu Timur, karena menjaga identitas anak saja sudah tidak mampu. Faktanya dalam klarifikasi menyebut nama identitas ibu dari korban. Ini menandakan bahwa Polres Luwu Timur tidak profesional dalam melakukan penanganan perkara anak," kata Haedir saat menggelar konfrensi pers di Kantor LBH Makassar, Jalan Nikel, Sabtu 9 Oktober 2021.
Selain itu, kata Haedir, penyidik Polres Luwu Timur juga tidak memproses kasus ini dengan cara mengeluarkan surat penghentian penyelidikan. Padahal, kuasa hukum korban sudah diberikan fakta-fakta kasus saat berada di Polda Sulsel.
"Penghentian perkara ini dalam proses penyelidikan, melalui surat penetapan penghentian penyelidikan yang dikeluarkan oleh Luwu Timur," jelas Haedir.
Baca Juga:Mengawal Penanganan Kasus Dugaan Bapak Cabuli Tiga Anak di Luwu Timur
Senada dengan Haedir, Rezky Pratiwi selaku Tim kuasa hukum korban dari LBH Makassar mengemukakan bahwa semestinya dalam penanganan kasus dugaan pencabulan terhadap tiga orang anak di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel ini polisi juga seharusnya memeriksa saksi-saksi lain dan menggali petunjuk-petunjuk lain yang sangat mungkin untuk dilakukan.