SuaraSulsel.id - Keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan. Pakaian adat, salah satu keragaman budaya nusantara yang harus kita kenal dan jaga. Sulawesi Selatan identik dengan warna-warna terang yang sarat akan makna.
Baju bodo salah satu pakaian adat Sulawesi Selatan yang familiar dimasyarakat luas. Tak hanya baju bodo saja pakaian adat Sulawesi Selatan ini. Masih ada baju adat lainnya yang perlu kalian ketahui.
Suku di Sulawesi Selatan mencakup Suku Makassar, Suku Mandar, Suku Toraja, dan beberapa suku lainnya. Setiap suku mempunyai baju adat masing-masing.
Berikut baju adat yang ada di Sulawesi Selatan:
Baca Juga:10 Alat Musik Sulawesi Selatan: Gendang Bulo, Jalappa, Hingga Suling Lembang
1. Baju Bodo
Baju bodo merupakan baju adat Makassar Bugis. Di Makassar pakaian ini disebut baju bodo sedangkan di Bugis waju ponco. Menurut bahasa Makassar baju bodo artinya baju pendek.
Pakaian adat ini dibedakan menjadi 2 menurut ukuran panjangnya. Panjang baju sampai pinggang digunakan oleh penari, gadis muda, dan pengantin. Sedangkan panjang baju sampai bawah betis digunakan oleh orang dewasa.
Warna terang yang digunakan dalam baju bodo ini menunjukan usia pemakainya, semakin terang warna artinya pemakai baju masih berusia muda. Namun, saat ini penggunaan baju bodo sesuai warna mulai pudar.
Masyarakat lebih suka memilih sesuai selera, apalagi banyak munculnya model baju bodo modern.
Baca Juga:7 Makanan Khas Sulawesi Selatan Wajib Dicoba
Pakaian adat ini digunakan bersama sarung tradisional yang disebut lipa dengan motif kotak-kotak. Tak lupa aksesoris penunjang seperti kalung, hiasan kepala, gelang dan lainnya digunakan untuk menunjang penampilan.
Pakaian adat berasal dari suku Bugis Makassar ini digunakan oleh para lelaki dalam acara adat, pernikahan, ataupun acara formal lainnya. Model baju ini memiliki lengan panjang dan memiliki belahan pada bagian dada. Kerah baju diberi kancing warna emas atau perak.
Untuk bawahan berupa celana yang disebut paroci, kemudian dibalut dengan lipa garusu. Tak lupa menggunakan passapu sebagai penutup kepala dan aksesoris lainnya seperti gelang dan badik. Warna baju bella dada ini identik dengam warna merah dan hijau.
3. Baju Labbu
Zaman dulu, baju labbu ini digunakan oleh para wanita dari bangsawan kerajaan Luwu. Sekilas baju ini mirip dengan baju bodo yang membedakannya hanya pada bagian lengan.
Baju labbu ini berlengan panjang dengan sikut yang ketat hingga ujung pergelangan tangan. Sebab itu, baju ini juga disebut baju bodo panjang. Bahan baju terbuat dari kain sutra tipis yang tidak terawang.
Untuk bawahan sama menggunakan lipa, sarung yang bermotif cerah. Dilengkapi juga dengan perhiasan yang mempercantik saat digunakan dalam acara adat dan formal lainnya.
Pakaian adat yang dikenakan laki-laki bugis ini, mirip dengan baju bella dada. Dengan jas lengan panjang dan berkerah lehar, juga dilengkapi kancing emas.
Untuk bawahan menggunakan celana panjang yang dibalut dengan sarung bermotif dan memiliki warna cerah seperti merah, hijau, dan kuning. Jangan lewatkan songkok, sebagai penutup kepala.
5. Baju Pokko
Pakaian adat ini digunakan oleh perempuan Tana Toraja. Baju ini memiliki model lengan pendek, warna yang atasan dan bawahan menggunakan warna yang senada. Pakaian ini menggunakan motif polos dan tenun Toraja. Kebanyakan warna yang dipakai seperti warna merah, hitam, kuning, oranye, dan putih.
Aksesoris pelengkap dari anyaman manik khas Tana Toraja pada dada dan pinggang yang disebut kandaure. Baju pokko' ino dgunakan saat upacar pernikahan, kematian, dan tari ma'gallu.
Pakaian lelaki Tana Toraja ini, berupa 1 set baju dan celana panjang selutut. Ada 2 motif pakaian adat ini berupa polos dan tenun Toraja tentunya dengan warna yang mencolok.
Seppa tallung buku dilengkapi dengan aksesoris selendang kain, gayang, ikat kepala, dan kalung.
Nah itu tadi ragam pakaian adat Sulawesi Selatan yang harus dilestarikan. Perkembangan zaman yang lebih modern, pakaian adat ini perlu modifikasi agar tetap modis. Dengan catatan tanpa mengurangi nilai keasliannya.
Kontributor : Cahya Hanifah