Keinginan Memperpanjang Masa Jabatan Presiden Jokowi Makin Menguat, Ini Alasan Relawan

Meski banyak pihak yang menentang wacana ini

Muhammad Yunus
Jum'at, 03 September 2021 | 14:34 WIB
Keinginan Memperpanjang Masa Jabatan Presiden Jokowi Makin Menguat, Ini Alasan Relawan
Presiden Jokowi saat hendak bertolak untuk kunker ke Lampung, Kamis (2/9/2021). (Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)

SuaraSulsel.id - Keinginan agar masa jabatan Presiden Jokowi diperpanjang terus disuarakan sejumlah komunitas. Meski banyak pihak yang menentang wacana ini.

Terbaru, Ketua Umum relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer mengusulkan agar durasi masa jabatan Presiden Joko Widodo diperpanjang 2 sampai 3 tahun lagi.

Situasi pandemi Covid-19 menjadi alasan Joman mengusulkan hal tersebut.

“Ya 2 sampai 3 tahun atau tapi intinya berkaitan dengan bencana (pandemi covid) ini. Ini yang ditambah durasi saja bedakan antara tiga periode dengan durasi itu beda sekali,” kata Immanuel saat dihubungi Suara.com Jumat (3/9/2021).

Baca Juga:Bukan Kebocoran NIK, Kemendagri Sebut Penyebar Data Pribadi Jokowi Bisa Dipidana

Immanuel mengatakan, situasi pandemi kekinian tak menentu dan belum diketahui kapan akan berakhir.

Penyelenggaraan Pemilu 2024 menurutnya hanya menghambur-hamburkan anggaran jika dilaksanakan di tengah pandemi.

Ia menyarankan, agar anggaran penyelenggaraan Pemilu 2024 dialokasi untuk stimulus pemulihan ekonomi.

“Nah itu lah pertimbangannya kenapa saya coba mengeluarkan gagasan soal penambahan durasi pemerintahan Jokowi. Durasi ya,” ungkapnya.

Sementara itu, terkait aturan yang ada, Immanuel menyerahkan hal tersebut kepada Parlemen.

Baca Juga:Relawan Usul Masa Jabatan Presiden Ditambah, Nasdem: yang Kasihan Pak Jokowi

Termasuk bila akan dilakukan amandemen UUD 1945 terkait dengan masa jabatan presiden.

Kendati begitu, Immanuel mengatakan, usulan penambahan masa jabatan presiden ini sifatnya situasional.

Jika pandemi berkahir jelang 2024 maka penambahan masa jabatan presiden tak perlu dilakukan.

“Dari pada anggaran itu buat pesta hanya menghasilkan garong-garong maling gitu lebih baik uangnya buat stimulus. Kadang-kadang orang negatif dengan gagasan ini,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini