Di Hadapan Jokowi, Prabowo Subianto: Tak Usah Hiraukan Suara yang Perkeruh Keadaan

Pesan Prabowo Subianto disampaikan saat pertemuan Presiden Jokowi dengan pimpinan partai politik koalisi

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 28 Agustus 2021 | 14:30 WIB
Di Hadapan Jokowi, Prabowo Subianto: Tak Usah Hiraukan Suara yang Perkeruh Keadaan
Ilustrasi Presiden Jokowi bersama Menhan Prabowo Subianto saat meninjau vaksinasi massal di Samarinda. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi pesan ke Presiden Jokowi. [Foto Dok, BPMI]

"Berkaitan dengan COVID-19, perkembangan kasus harian COVID-19 ini memang betul-betul sulit diduga, tapi alhamdulilah pada hari ini 24 Agustus kemarin (jumlah positif) 19 belas ribu dari 56 ribu. Inilah kira saya kira proses belajar juga yang kita lakukan," kata Presiden.

Presiden menyebut ia sendiri menghubungi sejumlah negara untuk melakukan modifikasi metode penanganan COVID-19 versi Indonesia.

"Mengenai keterisian tempat tidur di rumah sakit, di Mei, kita pernah mencapai 29 persen kemudian melompat di Juli sampai hampir 80 persen. Pada hari ini kita sudah turunkan lagi menjadi 30 persen, alhamdulillah. Ini juga patut kita syukuri. Semua bekerja, TNI, polri, kementerian, BUMN, pemerintah daerah semuanya," ungkap Presiden.

Sedangkan untuk angka kesembuhan menurut Presiden, rata-rata kesembuhan Indonesia sudah berada sudah di atas rata-rata dunia, yaitu 89,97 persen dibanding rata-rata dunia yaitu 89,5 persen.

Baca Juga:Pesan Mega ke Jokowi: Bapak yang Tegar, Ini Bukan Hanya Kita, Tapi Seluruh Dunia

"Yang masih belum kita bisa selesaikan, ini saya selalu saya smapaikan ke Menkes dan pemda agar angka kasus kematian ini harus betul-betul ditekan terus," tambah Presiden.

Sedangkan untuk peringkat vaksinasi, menurut Presiden, peringkat Indonesia tidak buruk dari total sekitar 220 negara.

"Peringkat kita tidak jelek-jelek amat sih. Kalau dihitung dari jumlah orang yang divaksin, sampai hari ini kita sudah nomor 4. India nomor 1, nomor 2 Amerika Serikat, nomor 3 Brazil, kita nomor 4, Indonesia. Kemudian kalau berdasarkan total suntikan, yang sudah disuntikkan 91,9 juta dosis. Kita kalah dengan Jerman, Jepang, Brazil, Amerika, China," ungkap Presiden.

Selanjutnya terkait dengan kondisi ekonomi, Presiden kembali memaparkan strategi gas dan rem.

"Karena memang kalau kasusnya turun, ekonomi pasti naik, kalau kasusnya naik, ekonominya pasti turun, sudah rumusnya itu. Kita mencari ekuilibrium, mencari keseimbangan, itulah sebetulnya yang paling sulit disesuaikan dengan lapangan di Indonesia yang juga tidak mudah karena berpulau-pulau dan untuk distribusi vaksin saja, distribusi obat-obatan saja memerlukan waktu yang tidak sedikit," jelas Presiden. (ANTARA)

Baca Juga:Indonesia Tempati Peringkat ke-4 Dunia Soal Vaksinasi, Jokowi: Enggak Jelek-jelek Amat Sih

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini