Sosok Dibalik Kebijakan Tahun Baru Islam 1 Muharram dan Sejarahnya

Umat muslim merayakan tahun baru Islam atau 1 Muharram 1443 Hijriah

Muhammad Yunus
Selasa, 10 Agustus 2021 | 12:45 WIB
Sosok Dibalik Kebijakan Tahun Baru Islam 1 Muharram dan Sejarahnya
Suasana Masjidil Haram yang sepi di Mekah, Arab Saudi, Jumat (6/3/2020). Pemerintah arab saudi menangguhkan sementara pelaksanaan ibadah umrah terkait merebaknya wabah virus corona. ANTARA FOTO/Reuters/Ganoo Essa/pras

Khususnya dalam membangun peradaban Islam ke depan yang mungkin ada aspek-aspeknya tidak dikenal dalam peradaban Islam yang tinggi sebelumnya.

Merayakan Tahun Baru Dengan Protokol Kesehatan

Karena kondisi masih pandemi Covid-19. Maka perayaan tahun baru Islam kali ini dapat dirayakan bersama dengan keluarga di rumah saja.

"Kurang lebih sama dengan jika anda berkhutbah tambah salat jumat, salat berjamaah, salat Id di saat pandemi ini. Boleh kerjakan di rumah, di lingkungan terbatas keluarga dan seterusnya. Ibadah agama saja boleh dilakukan di mana saja. Apalagi yang bukan agama, cuma tradisi, seperti perayaan tahun baru," jelas Qasim.

Baca Juga:Masya Allah, 10 Keutamaan Dzikir Sambut Tahun Baru Islam 2021

Tradisi perayaan tahun baru Islam harus menerapkan protokol kesehatan. Untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.

"Pesta tahun baru yang melanggar prokes, dan yang serupa dengan itu. Ada Tabligh Akbar di lapangan dan yang serupa itu. Ada pesta makan minum di kafe dan yang serupa itu. Memang muslim yang kurang kreatif dan inovatif, kesulitan melaksanakan agama, termasuk yang bukan agama dalam kondisi pandemi Covid," katanya.

Sejarah Tahun Baru Islam

Tahun baru Islam, Asal usulnya dimulai ketika seorang Gubernur Abu Musa Al-Asyari menuliskan surat yang diberikan kepada Khalifat Umar Bin Khatab RA. Kepada pemimpin tersebut, Ia mengaku bingung perihal surat yang tidak memiliki tahun.

Hal inilah yang menyulitkannya saat penyimpanan dokumen atau pengarsipan. Kondisi inilah yang mendasari dibuatnya kalender Islam, yang mana saat itu Umat Muslim masih mengadopsi peradaban Arab pra-Islam tanpa angka tahun, hanya sebatas bulan dan tanggal.

Baca Juga:Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H, Jokowi Bicara Semangat Hijrah Saat Pandemi

Rasulullah SAW sendiri menggunakan kalendar ini sebagai penyempurnaan waktu. Misal saja, mengembalikan bulan menjadi 12 dan tidak memaju mundurkan bulan atau hari yang semestinya masyarakat jahiliyah ketika itu. Allah SWT sendiri berfirman pada Al-Quran Surat At Taubah ayat 36-37, melalui posisi bulan atau hilal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini