Yang kemudian dilanjutkan dengan purnama terakahir pada purnama 27, 28 dan 29. Serta mengamati terbitnya bulan di subuh hari hingga berbagai fenomena alam. Seperti hujan, gerimis, kilat, angin dan yang terakhir adalah pasang kondak atau puncak air laut.
"Kemarin itu pas tanggal 10 Juli 2021 hari Sabtu itu sudah terjadi pergantian bulan alias sudah masuk 1 Dzulhijjah. Sehingga dari situ kita berhitung 11 sampai hari ini. Itu sudah jatuh 10 Dzulhijjah 1442 Hijriah, sehingga kita melaksanakan salat Idul pada hari ini," jelas Samiruddin.
Samiruddin menerangkan untuk khutbah Idul Adha sendiri, tema sentral yang diangkat jemaah An Nadzir adalah tentang ketokohan Nabi Ibrahim AS, istrinya Hajar dan Nabi Ismail AS.
![Jemaah An Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berpelukan usai melaksanakan Salat Idul Adha 1442 Hijriah di tengah pandemi, Senin 19 Juli 2021 [SuaraSulsel.id / Muhammad Aidil]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/19/86106-an-nadzir.jpg)
"Saya kira kalau Idul Adha itu sebagaimana yang kami sampaikan tema sentralnya adalah bagaimana ketokohan Ibrahim, Hajar dan Ismail. Dari tiga tokoh inilah yang kemudian selalu dilakukan oleh umat Islam di Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Saya kira banyak sekali kisah di dalamnya yang selalu harus kita kenang dan petik hikmahnya," terang Samiruddin.
Baca Juga:Jelang Idul Adha, Ari Untung Bagikan Detik-Detik Pergantian Kiswah Ka'bah
Selain melaksanakan salat Idul Adha, kata Samiruddin, pihaknya juga akan melakukan pemotongan tiga ekor sapi untuk dikurbankan. Untuk dibagikan kepada jemaah An Nadzir untuk disantap bersama-sama.
"Alhamdulillah hari ini Allah telah memberi rezeki dari sahabat-sahabat kita. Pada hari ini kita akan kurban tiga ekor sapi. Langsung hari ini tiga ekor langsung dipotong semuanya. Insyaallah dibagikan prioritas dulu ke jemaah, kalau nanti ada lebihnya sekitar podok ini dan masyarakat sekitar," katanya.
Kontributor : Muhammad Aidil