Kepala Kementerian Agama Sulsel : Kerukunan Inter Umat Beragama Mengkhawatirkan

Tidak mencampuri urusan rumah tangga agama lain dan berupaya menghindari berbicara dan terlibat politik praktis

Muhammad Yunus
Selasa, 15 Juni 2021 | 21:58 WIB
Kepala Kementerian Agama Sulsel : Kerukunan Inter Umat Beragama Mengkhawatirkan
Ilustrasi : Peserta dari komunitas lintas agama mengikuti gerak jalan di kawasan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), Jakarta, Minggu (3/11). [Suara.com/Arya Manggala]

SuaraSulsel.id - Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Khaeroni mengatakan, kerukunan inter umat beragama mengkhawatirkan.

Hal ini disampaikan Khaeroni di hadapan 50 peserta dialog tokoh pemuda lintas agama. Digelar oleh Subbagian Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Sulsel.

Khaeroni yang didaulat membuka kegiatan ini menyampaikan, dengan mencermati situasi psikologis maupun sosiologis akhir-akhir ini, secara faktual kehidupan beragama di indonesia mengalami dinamika yang luar biasa. Jika dinamika ini tidak dikelola dengan baik akan berdampak pada hal-hal yang negatif.

Mengutip berita Kementerian Agama, Khaeroni mengatakan kegiatan dialog seperti ini akan menjadi momentum yang baik untuk saling bertukar pikiran. Serta saling berkomunikasi satu sama lain. Guna mendiskusikan hubungan antar umat beragama.

Baca Juga:Kabar Anthony Xie Pindah Agama, Postingan Ini Bocorkan Faktanya

"Sekarang ini kerukunan antar umat beragama relatif baik, begitu pun konflik antar penganut umat beragama relatif bisa dikendalikan melalui pendekatan dialog. Justru yang mengkhawatirkan adalah kerukunan inter umat beragama. Ini yang perlu dicermati bersama dan ditindaklanjuti dengan dialog inter umat beragama", sebut Khaeroni di Hotel Pesona Makassar, Senin 14 Juni 2021.

Lebih lanjut dirinya mengimbau kepada peserta dialog untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga agama lain dan berupaya menghindari berbicara dan terlibat politik praktis dengan membawa-bawa agama.

"Agama juga pecah dalam berbagai aliran justru karena politik, yaitu dengan membawa pandangan masing-masing yang mengerucut pada perbedaan yang tidak bisa lagi disatukan. Karena masing-masing pihak mencari-cari nas sebagai pembenaran agar bisa berdiri sendiri," ungkap Khaeroni.

Kakanwil Khaeroni dengan latar belakang disiplin ilmu perbadingan agama ini menambahkan, Indonesia patut bersyukur karena kondisinya tidak seperti negara-negara di Timur Tengah pada umumnya.

"Karena kita masih dipengaruhi kearifan lokal. Kearifan inilah yang turut andil mempertautkan dan mepersatukan indonesia," ujarnya.

Baca Juga:Agnes Menikah Ajak Suami Masuk Kristen, Habis Cerai Masuk Islam

"Tokoh agama patut memperhatikan dan mempertahankan kearifan lokal sepanjang itu tidak bertentangan dengan ideologi dan teologi masing-masing," tutupnya.

Sebelumnya, Kepala Subbagian Ortala dan KUB, Hasbullah Muntu dalam laporannya menyampaikan tujuan digelarnya kegiatan dialog. Untuk membangun harmonisasi antar umat beragama melalui dialog dan silaturrahmi para tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh wanita lintas agama, sehingga masyarakat yang rukun, damai dan tenteram dapat terwujud.

Adapun pemateri yang dihadirkan pada kegiatan yang akan berlangsung hingga Rabu 16 Juni 2021 ini, diantaranya Kapolda Sulawesi Selatan, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKPT) Sulsel, Ketua PWGIB Sulselbara dan Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Selatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini