Ada peristiwa sejarah penting di Jepang yang menjadi panduan Prabowo. Dua panglima kuat dan hebat di Jepang hampir perang. Hidiyoshi Toyotomi dan Tokugawa Iyeshu.
Sebelum perang, Hidiyoshi memilih berunding dengan Tokugawa. Kemudian mengatakan, "Anda lihat dibelakang, tentara saya kuat. Begitu juga tentara anda semangat kuat jumlahnya banyak".
"Besok anda bisa menang atau saya menang. Kalau pun saya menang anak buah saya banyak akan mati. Kalau kau menang anak buahmu akan banyak luka dan mati. Berarti besok akan banyak orang tua Jepang banyak ibu baoak Jepoang menangis kehilangan anak.
"Saya tahu Anda cinta Jepang, saya juga begitu. Untuk apa kita berperang. Apakah gak lebih baik bersatu mempersatukan Jepang dan kuat.
Baca Juga:Berpisah dari Prabowo Subianto, PA 212 Cari Capres yang Berani Lawan Komunisme Gaya Baru
"Tokugawa pun setuju. Bagi saya itu sangat besar pelajarannya," ungkap Prabowo.
Prabowo Subianto juga terinspirasi dari Presiden Amerika Abraham Lincoln yang mau merangkul lawan politiknya William Seward bergabung dalam pemerintahan.
Abraham mengangkat lawan politiknya selama 20 tahun itu dengan alasan luar biasa. Seward pun kaget.
"Saya tahu kamu tidak suka saya. Saya pun tidak suka Anda. Tapi, kamu cinta Amerika Serikat dan saya cinta Amerika. Kenapa kita tidak bekerja sama. Mengabdi untuk Amerika. Di situ saya belajar,"
Prabowo mengaku banyak orang dekat Jokowi yang tidak senang dirinya bergabung.
Baca Juga:Didampingi Prabowo, Megawati Soekarnoputri Dikukuhkan Jadi Profesor
"Bahaya nanti dia kudeta lagi,"
"Muka gue muka kudeta kali yah,"
Prabowo mengaku ini pelajaran bahwa semua cinta merah putih. Mencintai Indonesia. Pemimpin tidak boleh egois dan mementingkan kepentingan pribadi.
"Saya sudah ceritakan (ke pendukung),"